Ida bergeming. Ia hanya menggelengkan kepala pelan, tanpa menengok
ke belakang. Gugut mengganggunya lagi.
“Ayo dong, Ida. Sekali ini saja. Nanti aku beri kamu uang sepuluh ribu
rupiah. Kamu bisa jajan kue di kantin,” rayunya.
Gugut tahu benar Ida tidak pernah jajan di kantin. Ibunya tidak memberinya
bekal uang jajan. Ida selalu membawa sebungkus nasi dan lauk dari rumah.
Namun, di luar dugaan Gugut, Ida tidak terusik. Sekali lagi ia menggeleng
pelan. Sampai waktu berakhir, Gugut terpaksa menyerahkan kertas
ulangannya dengan lunglai.
Pada waktu istirahat Ida menghampiri Gugut.