Network
Tawuran dilihat sebagai ajang 'gagah-gagahan' untuk menunjukkan eksistensi serta kekuatan sebuah kelompok atas kelompok lain dengan cara yang tidak dibenarkan hukum di negara ini.
Ketika sebuah tawuran terjadi, warga menjadi resah dan para aparat keamanan akan sibuk. Polisi serta tentara bisa saja ikut turun tangan untuk melerai bahkan mengamankan mereka yang berkelahi.
'Diamankan' oleh polisi, dijemput orang tua adalah bagian yang dilakukan aparat keamanan. Hal ini dilakukan untuk membina dengan tujuan memebuat efek jera. Pernah juga terjadi, para pelaku tawuran diminta untuk bersimpuh dihadapan orang tua mereka dan meminta maaf atas perbuatan yang dilakukan serta berjanji tidak mengulanginya lagi.
Disisi lain, mereka yang terlibat ingin menunjukkan kekompakan para anggota dalam satu tim untuk saling mendukung dan memberikan support atas permasalahan sesama anggota.
"Satu sakit yang lain ikut sakit". Kalimat ini bisa jadi menjadi slogan untuk mengobarkan semangat meski jalan yang ditempuh tidak dibenarkan.
Mungkin juga faktor kurangnya pendidikan serta keharmonisan keluarga merupakan salah satu alasan kenapa mereka mudah melakukan tindakan kekerasan juga perkelahian. Ketidakharmonisan dalam keluarga mungkin pemicu tawuran yang juga sebagai ajang pelampiasan emosi dan balas dendam.
Bagian simpulan:
Tawuran terjadi bukan hanya karena keinginan, melainkan juga karena faktor lingkungan sekitar yang tidak memberikan pengertian serta pemahaman bahwa tindak kekerasan bukanlah jalan keluar yang baik sehingga mereka lebih mengutamakan emosi.
Disclaimer: kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 137 hanyalah contoh dan bukan jawaban mutlak. Kunci jawaban ini adalah sebagai pendamping para orang tua.***
