Kunci Jawaban PAI Kelas 9 Halaman 132 dan Pembahasannya yang Terperinci

- 15 November 2023, 20:09 WIB
Kunci Jawaban PAI Kelas 9 Halaman 132 dan Pembahasannya yang Terperinci/
Kunci Jawaban PAI Kelas 9 Halaman 132 dan Pembahasannya yang Terperinci/ /Youtube Wakil Presiden Republik Indonesia

PORTAL PURWOKERTO - Kunci jawaban PAI kelas 9 halaman 132 ini penting untuk dihafalkan oleh siswa kleas 9 mengenai Bab 6 Kehadiran Islam Mendamaikan Bumi Nusantara. Siswa mempelajari mengenai datangnya Islam ke Indonesia melalui:

1. Alur Perjalanan Dakwah di Nusantara
2. Cara-Cara Dakwah di Nusantara
3. Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara

Islam di nusantara, Indonesia saat ini merupakan mayoritas agama yang dipeluk oleh masyarakat. Islam di Indonesia merupakan komunitas pemeluk agama Islam terbesar di dunia dan dipeluk oleh lebih dari 80 persen warganya.

Penyebaran Islam di Indonesia tersebar di kota besar hingga ke pelosok. Masuknya penganut agama sebelumnya (aliran kepercayaan, Hindu, Buddha), ke dalam Islam secara damai juga merupakan hal yang menarik untuk diteliti.

 

Kunci jawaban PAI kelas 9 halaman 132 bagian B ini diberikan oleh Septian Johan Wibowo S.Pd., lulusan FKIP dari Universitas Negeri Yogyakarta untuk Portal Purwokerto.

Kunci Jawaban PAI Kelas 9 Halaman 132 

B. Jawablah pertanyaan-pertayaan berikut ini !

1. Jelaskan sejarah awal mula masuknya Islam di Nusantara!

Kunci jawaban:

Sejarah awal mula masuknya Islam di Nusantara hingga saat ini belum disepakati bersama. Bahkan ada 4 teori mengenai sejarah awal mula masuknya Islam di Nusantara.

Masuknya Islam ke nusantara juga terjadi bukan hanya pada satu masa, namun terjadi secara bertahap. Teori tertua adalah Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 alias akhir tahun 600an Masehi. 

Nabi Muhammad SAW sendiri disebut meninggal dunia diperkirakan pada tahun 632 Masehi. Setelah itu tampuk kepemimpinan umat Islam dipimpin oleh 4 Khulafaurasyidin secara estafet. Islam berkembang ke wilayah yang lebih luas dari Arab Saudi sejak zaman Khalifah Umar bin Khattab.

Perluasan pengaruh Islam dan dibawanya Islam oleh pedagang Arab ke seluruh dunia diduga dibawa saat berkuasanya Dinasti Umayyah (Dimulai pada 661 Masehi). Namun kerajaan Islam pertama di Indonesia diketahui baru berkuasa pada abad ke-13 atau sekitar 1267 Masehi.

Baca Juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 9 Halaman 130 Bagian C, Ragam Jawaban Mengenai Dakwah Masa Kini

a) Teori Mekah
Proses masuknya Islam ke Indonesia langsung dari Mekah atau Arab pada abad pertama Hijriyah
atau abad ke-7 Masehi(tahun 600-an Masehi).

Salah satu bukti masuknya Islam ke nusantara pada abad ke-7 ini dibuktikan dengan adanya nisan di Makam Mahligai, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara yang bertanggal 48 Hijriyah atau 661 Masehi.

Contoh makam di Maham Mahligai, Tapanuli, Sumatera Utara/ PAI Kelas 9
Contoh makam di Maham Mahligai, Tapanuli, Sumatera Utara/ PAI Kelas 9 /Masmedia Pinem / Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI

Pada teori Mekah, Islam dibawa dari Timur Tengah pleh para pedagang yang memiliki misi untuk berdagang dan berdakwah sekaligus. Ketika itu, orang-orang Arab yang datang ke Nusantara ini kebanyakan adalah keturunan Nabi Muhammad SAW

Kedatangan pedagang ke wilayah Tapanuli Tengah ini disebut untuk membeli kapur barus yang merupakan komoditas utama di daerah ini sejak abad ke-2 masehi. 

Mereka yang merupakan keturunan langsung Nabi Muhammad SAW melalui putrinya, Fattimah Azzahra biasanya disematkan "sayid" atau "syarif" di bagian awal namanya bagi laki-laki dan "sayyidah" dan "syarifah" bagi perempuan. Mereka masih ada di tengah-tengah kita sampai saat ini.

 

b) Teori Gujarat

Gujarat adalah sebuah wilayah di India bagian barat yang berdekatan dengan Laut Arab. Islam disebarkan oleh pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke Nusantara.

Mereka adalah orang-orang bermazhab  Syafi’i yang datang pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M(sekitar tahun 1200-an Masehi). Di era tahun 1990-an, teori ini merupakan teori paling populer yang diperkenalkan pada pelajar.

Salah satu bukti dari teori Gujarat adanya adanya batu nisan sultan Malik As-Saleh (1297) yang merupakan raja kerajaan Islam pertama di Indonesia, Samudera Pasai, di Aceh yang memiliki kesamaan dengan batu nisan yang berada di Cambay, Gujarat.

Batu nisan Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik, salah satu wali sanga, juga memiliki kesamaan dengan batu nisan yang berada di Cambay, Gujarat.

c) Teori Persia
Proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari daerah Persia atau Parsi (sekarang Iran). Sebagai buktinya, ada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan Indonesia.

Tradisi tersebut antara lain adalah tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro. Biasanya, mereka yang datang dari Persia ini sering disebut Syiah.

d) Teori Cina

Hubungan dagang antara Cina dan Indonesia telah berlangsung jauh sebelum Islam datang ke nusantara. Bahkan dapat ditelusuri sejak masa penyebaran Hindu-Buddha.

Menurut teori Cina, proses kedatangan Islam ke Indonesia, khususnya di tanah Jawa berasal dari para pedagang Cina sekitar abad ke-7 M atau sekitar tahun 600an Masehi. Hampir bersamaan dengan teori Gujarat.

Pada masa Dinasti Tang (618-960) di daerah Guanzhou, Kanton, Zhang-zhao, dan pesisir
Cina selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman Islam.

Sebagai pembuktian teori Cina ini, adalah adanya raja pertama Islam di pulau Jawa yaitu Kerajaan Demak Bintoro dengan Raden Patah sebagai raja pertamanya. Raden Patah berayah Prabu Brawijaya dan beribu seorang Cina yang merupakan anak dari ulama asal Cina.

Bukti lainnya asal mula masuknya Islam ke nusantara adalah adanya masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur Cina atau Tiongkok di berbagai tempat di Pulau Jawa.

Bahkan, pelabuhan penting seperti di Gresik, misalnya, menurut catatan-catatan Cina, diduduki pertama kali oleh para pelaut dan pedagang Cina.

Baca Juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 9 Halaman 156 Bagian B, Hukum Bacaan Ra Tafkhim

2. Bagaimana cara-cara para mubalig menyebarkan Islam di Nusantara?

Kunci jawaban:

Cara-cara para mubalig menyebarkan Islam di Nusantara terbagi menjadi lima cara. Semuanya berdasarkan kedamaian dan cinta kasih.

a. Perdagangan
Para pedagang muslim yang berasal dari Arab, Persia, Cina, dan Gujarat (India) menyebarkan Islam melalui perdagangan pada abad ke-7 sampai abad ke-16 M.

Merekaselain berdagang juga berdakwah menyebarkan agama Islam dengan akhlak mulia, santun, dapat dipercaya dan jujur. Hal inilah yang menjadi daya tarik sehingga banyak penduduk Nusantara secara sukarela masuk Islam.

Banyak pedagang muslim yang singgah dan bertempat tinggal di Indonesia. Sebagian ada yang tinggal sementara ada pula yang menetap di Indonesia. Lambat laun tempat tinggal mereka
berkembang menjadi perkampungan muslim.

b. Perkawinan
Dari para pedagang yang datang ke nusantara, sebagian dari mereka ada yang menikah dengan
wanita pribumi, terutama putri bangsawan atau putri raja. Dari pernikahan itu, mereka mendapat
keturunan.

Penyebaran Islam melalui pernikahan inilah yang membuat banyak keluarga bangsawan
atau raja masuk Islam. Sehingga para pedagang tersebut menetap dan membentuk perkampungan muslim yang disebut Pekojan. Hal ini masih bisa ditemukan di beberapa kota di Indonesia hingga kini. 

c. Pendidikan
Para mubalig mendirikan lembaga pendidikan Islam di beberapa wilayah Nusantara. Lembaga pendidikan Islam ini berdiri sejak pertama kali Islam masuk di Indonesia.

Di Aceh misalnya, lembaga-lembaga pendidikan Islam di sana dikenal dengan nama meunasah, dayah, dan rangkang. Di Sumatra Barat, dikenal adanya surau.

Di Kalimantan, dikenal dengan nama langgar. Sementara, di Jawa, dikenal dengan pondok pesantren. Di sanalah, berlangsung pembinaan, pendidikan dan kaderisasi bagi calon kiai dan ulama.

Mereka tinggal di pondok atau asrama dalam jangka waktu tertentu menurut tingkatan kelasnya.
Setelah menamatkan pendidikan pesantren, mereka kembali ke kampung masing-masing untuk menyebarkan Islam.

Melalui cara inilah, Islam terus berkembang menyebar ke daerah-daerah yang terpencil.

d. Hubungan Sosial
Para mubalig/penyebar agama Islam pandai dalam menjalin hubungan sosial dengan masyarakat. Mereka yang telah tinggal menetap di Nusantara aktif membaur dengan masyarakat
melalui kegiatan-kegiatan sosial.

Mereka dikenal memiliki sikap yang santun, memiliki kebersihan jasmani dan rohani, memiliki kepandaian yang tinggi, serta dermawan.

Silaturahmi, bekerja sama, gotong-royong mereka lakukan bersama penduduk Nusantara dengan tujuan menarik simpati agar masuk Islam. Pada kesempatan tertentu, mereka menyampaikan ajaran Islam dengan cara bijaksana, tidak memaksa dan merendahkan.

e. Kesenian
Sebelum Islam datang, kesenian dan kebudayaan Hindu-Buddha telah mengakar kuat di tengah-tengah masyarakat. Kesenian tersebut tidak dihilangkan tetapi justru digunakan sebagai sarana dakwah.

Cabang-cabang seni yang dikembangkan para penyebar Islam di antaranya adalah seni bangunan, seni pahat dan ukir, seni tari, seni musik dan seni sastra. Seni bangunan, misalnya masjid, mimbar, dan ukiran-ukirannya masih menunjukkan motif-motif seperti yang
terdapat pada candi-candi Hindu atau Buddha.

Motif tersebut dapat dilihat pada Masjid Agung Demak, Masjid Agung Kasepuhan di Cirebon,
Masjid Agung Banten, dan Masjid Baiturrahman di Aceh.

Melalui pertunjukan wayang kulit. Mereka tidak pernah meminta upah untuk menggelar pertunjukan, penonton atau pengunjung gratis menyaksikan pertunjukan tersebut.

Penonton hanya diminta agar mengikutinya mengucapkan “Dua Kalimat Syahadat”. Hal ini berarti
para penonton telah masuk Islam.

Sebagian besar cerita wayang kulit dikutip dari cerita Mahabharata dan Ramayana, namun sedikit demi sedikit dimasukkan nilai-nilai ajaran Islam.

Baca Juga: Jelaskan Perbedaan Rukun dan Wajib Haji, Kunci Jawaban PAI Kelas 9 Halaman 104 BAGIAN B

3. Bagaimana cara masuknya Islam melalui jalur pendidikan atau pengajaran?

Kunci jawaban:

Cara masuknya Islam melalui jalur pendidikan atau pengajaran dilakukan dengan mendirikan lembaga pendidikan Islam di beberapa wilayah Nusantara.

Di sinilah berlangsung pembinaan, pendidikan dan kaderisasi bagi calon kiai dan ulama. SEtelah tamat dari pembelajaran di lembaga pendidikan Islam ini, mereka kembali ke kampung masing-masing untuk menyebarkan Islam.

Beberapa tempat pembelajaran agama Islam dimiliki di berbagai daerah misalnya adalah 

Aceh, dikenal dengan nama meunasah, dayah, dan rangkang
Sumatera Barat, dikenal dengan nama surau.
Kalimantan, dikenal dengan nama langgar.
Jawa, dikenal dengan nama pondok pesantren.

4. Ceritakan sejarah berdirinya Kerajaan Samudera Pasai!

Kunci jawaban: 

Sejarah berdirinya Kerajaan Samudera Pasai dimulai sejak abad ke-13 Masehi. Kerajaan Islam pertama ini terletak di pesisir timur laut Aceh, tepatnya di Lhoksuemawe, Aceh Utara pada saat ini. 

Dikutip dari situs resmi Provinsi Aceh, kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada tahun 1267 M. Sebelum mendirikan kerajaan Samudera Pasai, Meurah Silu sebenarnya belum beragama Islam.

Ia mendapatkan pengaruh keislaman dari Syekh Ismail dan putranya, Fakir Muhammad, pendakwah asli Mekah yang datang ke Aceh lewat Pantai Malabar (India).

Raja pertama ini berganti nama menjadi nama yang berbau Islami setelah masuk Islam, yaitu Malik al-Saleh.

Kerajaan Samudera Pasai dikenal piawai dalam berdagang. Jejaknya terlihat dari tulisan pengembara Muslim dari Maghribi, Maroko saat ini. Ibnu Batutah sempat mengunjungi Pasai tahun 1346 M.

Ia juga menceritakan saat berada di Cina, kapal-kapal yang berasal dari Samudera Pasai secara rutin datang ke Cina untuk berdagang dan menyerahkan upeti. Bukan hanya ke Cina, namun relasi kerajaan Pasai juga meluas ke Quilon, India Barat.

Keberadaan kerajaan Islam Samudera Pasai ditandai dengan ditemukannya makam raja pertama Samudera Pasai, Sultan Malik Al-Saleh meninggal pada bulan Ramadhan tahun 696 H yang diperkirakan bertepatan dengan tahun 1297 M. Makam tersebut merupakan nisan pertama yang ditulis dalam bahasa dan kaligrafi Arab.

5. Sebutkan prestasi besar Sultan Agung selama memerintah Kerajaan Mataram!

Kunci jawaban:

7 prestasi besar Sultan Agung selama memerintah Kerajaan Mataram adalah:

1) Memperluas daerah kekuasaannya meliputi Jawa-Madura (kecuali Banten dan Batavia), Palembang, Jambi, dan Banjarmasin.

2) Mengatur dan mengawasi wilayahnya yang luas itu langsung dari pemerintah pusatnya (Kota Gede).

3) Melakukan kegiatan ekonomi yang bercorak agraris dan maritim. Mataram adalah pengekspor beras terbesar pada masa itu.

4) Melakukan mobilisasi militer secara besar-besaran sehingga mampu menundukkan daerah-daerah sepanjang pantai utara Jawa dan mampu menyerang Belanda di Batavia sampai dua kali.

5) Mengubah perhitungan tahun Jawa Hindu (Saka) dengan tahun Islam (Hijriah) yang berdasarkan peredaran bulan (sejak tahun 1633 M).

6) Menyusun karya sastra yang cukup terkenal, yaitu Sastra Gending dan kitab suluk. Misalnya SulukWujil (1607 M) yang berisi wejangan Sunan Bonang kepada abdi raja majapahit yang bernama Wujil.

7) Menyusun kitab undang-undang baru yang merupakan perpaduan dari hukum Islam dengan adat-istiadat Jawa yang disebut Surya Alam.

Disclaimer: Pembahasan kunci jawaban ini merupakan panduan dasar mengerjakan soal. Siswa dapat mengerjakan dengan cara berbeda. Portal Purwokerto tidak bertanggung jawab atas kesalahan jawaban.

Pembahasan kunci jawaban PAI kelas 9 halaman 132 ini tentu dapat lebih diperdalam lagi dengan cara mencari buku dan makalah terkait dengan penyebaran Islam di Nusantara.***

Editor: Lasti Martina

Sumber: Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah