Ya, pasti dia jauh dari ponselnya karena sedang ada kegiatan. Setelah pukul 7 malam saya sampai rumah, pukul 8 Eril membalas line saya, dia meminta untuk bertukar sepatu.
Saya pikir, "besok saja Ril, rumah saya jauh, apalagi dengan jarak rumah kamu, ujung ke ujung". Tapi, dia kekeuh mau sepatunya balik di hari itu juga.
Eh jadi saya khawatir, saya tau dia tidak pakai sepeda motor, hanya membawa sepeda. Masa iya harus ke rumah saya, bolak balik dg jarak rumahnya jadi 35km bersepeda?
Apalagi, soekarno hatta yang ramai dan gelap membuat saya semakin khawatir kalo sampai Eril kenapa-napa hanya karena urusan tukar sepatu. Tapi akhirnya saya mengalah, saya pun mengiyakan tapi bertemu di Metro Indah Mall.
Karena kalau ke rumah saya akan lebih jauh lagi dan dia pasti tersesat karena komplek rumah saya seperti labirin.
Sambil khawatir karena gara-gara saya pulang ke rumah, saya bikin anak pak wali harus bersepeda jauh di malam hari.
Maklum, saya orangnya dulu mudah sekali overthinking. Saya menunggu kabar dia dan terus menanyakan dimana.
Akhirnya, dia sampai di MIM. Menunggu saya bersama sepedanya yang khas, saya tau dia sudah lelah berkegiatan seharian penuh, ditambah lagi dengan kejadian ini, alasannya ternyata sepatu yang ia tukar dengan saya juga bukan sepenuhnya milik Eril?