Mungkin milik saudaranya yg hanya ia pinjam untuk hari itu, saya tidak tahu. Sambil masih khawatir karena ia harus pulang bersepeda lagi, saya pun tidak bisa mengantarnya karena saya belum punya sim untuk mengendarai mobil, baginya pun tidak keberatan.
Benar" bikin khawatir sampai pulang ke rumah saya masih overthinking, dari situ saya pikir, dia orang yang sangat bertanggung jawab.
Eril, kekhawatiran itu sekarang datang lagi ril, Hari jumat aku mendapatkan kabar telpon bahwa Yangti meninggal dunia, aku juga mendapat kabar kalau kamu hilang terseret arus di Aare. Eril, kenapa seperti ini?
Dalam harap cemas semua orang, terutama keluargamu, saya hanya bisa berharap kamu kembali dalam keadaan selamat, Eril. Berharap rahasia Allah adalah rahasia terbaik.
Dimanapun ya Ril, bertahan ya. Saya tidak ingin hanya sampai mengenang sepatu saya mengenal kamu.
Saya masih ingin melihat kamu meneruskan langkah ayahmu yang hebat, dengan lebih hebat lagi Ril, pasti. Kamu bisa Ril. Pulang ya Ril, Eril?
Itulah sebuah jejak seorang Eril yang diceritakan oleh salah satu kawannya semasa SMA. Diketahui memang Eril lebih menyukai naik sepeda ke sekolah ketimbang naik turun mobil.
"Seorang anak walikota "hanya" pakai sepeda untuk pulang pergi kesekolahnya, bisa dibayangkan bagaimana kang @ridwankamil mendidik anak-anaknya untuk tetap bersahaja," komentar @muh***d kagum dengan gaya didikan Ridwan Kamil.
"Bener bener tulisan ini bikin terenyuh. Sangat digambarkan betapa sederhana dan bertanggung jawabnya Eril. Salut sama didikannya pak RK dan Bu Cinta. Walau gak kenal Eril, tapi sangat terlihat Eril ini orang baik." ungkap @ani***a.