Angka Stunting Banyumas Turun Jadi 16,6 Persen, Ini Cara Banyumas Turunkan Kasus Stunting Balita

22 Februari 2023, 13:48 WIB
Angka Stunting Banyumas Turun Jadi 16,6 Persen, Ini Cara Banyumas Turunkan Kasus Stunting Balita /IG @puskesmas_purwokertotimur2

PORTAL PURWOKERTO - Kabar gembira. Angka stunting di Kabupaten Banyumas turun menjadi 16,6 persen di tahun 2022. Bupati Achmad Husein minta kasus stunting di Banyumas terus turun hingga melebihi target.

Penurunan angka stunting 16,6 persen di tahun 2022 tersebut, menjadikan penanganan stunting di Kabupaten Banyumas masuk enam besar terbaik seluruh Jawa Tengah.

Angka tersebut turun 5 persen dibanding tahun sebelumnya. Pada 2021, angka stunting di Banyumas mencapai 21,6 persen.

Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan angka penurunan stunting tersebut masih harus turun mencapai target nasional penurunan stunting sebesar 14% pada tahun 2024.

Baca Juga: Jangan Sampai Stunting, Berikut Cara Daftar PKH untuk Balita Tahun 2023, Solusi Penuhi Gizinya!

"Kalau saat ini masih 16,6 persen, artinya harus berhasil menurunkan 2,6 persen, untuk menuju tahun 2024 dengan target sebesar 14 persen, bahkan lebih kecil lagi,” jelas Bupati Banyumas.

Berbagai cara dilakukan Kabupaten Banyumas dalam menurunkan angka stunting. Kebijakan dalam bentuk RPJMD maupun penetapan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).

Pada awal tahun 2022, dilakukan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Banyumas.

Menurut Husein, Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) bergerak sesuai dengan tupoksinya, misalnya intervensi terhadap gizi anak, rehab rumah, penyediaan air dan lain sebagainya telah dilakukan.

Baca Juga: Susu Kental Manis Sebabkan Stunting, Cek Kandungan Dalamnya

“Tanpa kerja terpadu dari OPD terkait, stakeholder dan seluruh elemen masyarakat saya kira sangat sulit mencapai target yang telah ditentukan itu,” jelasnya lagi.

Kepala Bapeddalitbang Banyumas Kristanta menambahkan bahwa penanganan stunting pada 2022 dilakukan dengan memilih 15 desa lokus dengan 29 indikator sebagai penentunya.

Desa lokus yang dijadikan fokus tersebut diampu oleh setiap OPD yang terlibat penanganan stunting.

Namun masih ada kendala yang dihadapi dalam penanganan angka stunting di Kabupaten Banyumas.

Baca Juga: Ganjar Kunjungan Langsung ke Desa Karangsari Cilacap, Upaya Tekan Stunting Jateng Diharapkan Capai Target

"Masih kurangnya edukasi terkait KB, rendahnya (pemberian) ASI ekslusif, belum semua balita imunisasi lengkap, akses air bersih belum maksimal, serta rumah tangga yang mengolah limbah masih rendah, pernikahan dibawah umur masih tinggi," terang Kristanta.

Selain Kabupaten Banyumas, ada 15 wilayah lain di Jawa Tengah yang turun angka prevalensi stuntingnya.

"Provinsi Jawa Tengah menduduki urutan 15 (20,8%) di bawah Provinsi Sulawesi Utara yang berada pada posisi 14 dengan prevalensi sebesar 20,5%, sedangkan prevalensi balita stunting yang paling rendah se - Indonesia terdapat di Provinsi Bali sebesar 8,0% di bawah prevalensi nasional sebesar 21,6%, sedangkan angka prevalensi stunting tertinggi terdapat pada Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 35,3 %," jelas Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, dokter Novita Sabjan, M.M.

Penurunan prevalensi stunting tertinggi sebesar 10,9% diraih oleh Kota Semarang, meski demikian ada 20 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan kasus stunting pada tahun 2022.***

Editor: Galih Prabashinta P.P.

Tags

Terkini

Terpopuler