Adaptasi kilang terbesar milik Pertamina itu ditunjukkan dengan membangun fasilitas tambahan sehingga Pertalite bisa loading via dermaga di Area OM 70 langsung ke kapal pengangkut.
”Ke depan dengan fasilitas ini kami bisa lebih fleksibel mengirim BBM, termasuk Pertamax dan Pertamax Turbo ke wilayah manapun melalui jalur laut,” ujarnya.
Hatim menjelaskan, pengiriman Pertalite ini merupakan bagian dari tambahan produksi sebesar 400 ribu barel/bulan atau 20% dari produksi Pertalite RU IV sebelumnya yang sebesar 2 juta barrel/bulan atau setara 320 juta liter.
Baca Juga: Pertamina Balongan Indramayu Meledak, Diduga Api Datang dari Tangki Penyimpanan
“Pertalite merupakan Bahan Bakar Khusus (BBK) dengan Research Octane Number (RON) minimal 90 dan kandungan sulfur maksimal 500 ppm. Artinya Pertalite jelas lebih ramah lingkungan,” jelas Hatim.
Pengapalan perdana dari kilang terbesar milik Pertamina melalui jalur laut ini diawali doa bersama dan santunan anak yatim di Masjid Hasbunallah Area OM 70, dihadiri oleh General Manager (GM) RU IV, Joko Pranoto; SMOM, Didik Subagyo; tim manajemen dan section head. Doa bersama dipimpin oleh K.H. Hasan Makarim yang juga disebarluaskan melalui layar virtual.***