Namun air sungai tidak bisa dimanfaatkan untuk mengairi sawah, karena posisi sungai lebih rendah dari tanah sawah.
Untuk mengangkat air dari sungai ke sawah petani setempat sebelumnya menggunakan mesin penyedot air.
Akan tetapi mesin ini sangat boros bahan bakar minyak (BBM), dan tentunya juga boros uang sebab harga bahan bakarnya mahal.
“Kebutuhan air terbanyak adalah pada saat pengolahan tanah, memakan waktu 7 - 10 hari,"tambahnya.
Total biaya produksi antara Rp60.000 hingga Rp 70.000 per hari. Dana tersebut hanya untuk membeli bahan bakar.
Sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan air pada lahan tadah hujan, petani akan menyedot air sungai untuk mengairi sawahnya.
Biasanya pada saat musim kemarau, ditemukan puluhan pompa mesin penyedot dipasang berjejer di bibir sungai, mesin beroperasi selama 5 jam per hari.
Semakin luas areal sawah yang dialiri maka semakin besar biaya yang dibutuhkan. Padahal di Kalijaran terdapat 5-7 hektar lahan tadah hujan.