Pada acara-acara, masyarakat tidak menggunakan pakaian modern seperti kaos atau kemeja, melainkan selalu mengenakan pakaian berwarna hitam dan bersarung Jawa. Namun, dalam kegiatan berat seperti kerja bakti dan berkebun, mereka menggunakan pakaian kaos untuk beraktivitas.
Rumah-rumah di komplek Bonokeling tetap mempertahankan arsitektur khas Jawa dengan atap yang rendah, kebanyakan berdesain limasan.
Melansir kanal Youtube Thedong Telu, warga komplek Bonokeling sangat menghayati kepercayaan Kejawen dan secara rutin menghaturkan doa menggunakan sesajen di depan makam leluhur.
Budaya Jawa yang kental juga tercermin dari komplek bangunan tradisional yang masih dipertahankan dan digunakan untuk acara adat, seperti Pasemuan dan Bale Malang.
Masyarakat setempat juga mempertahankan cara masak tradisional dengan menggunakan kompor tungku dan peralatan masak berbahan gerabah.
Meskipun zaman terus berkembang, masyarakat di Komplek Bonokeling tetap teguh dalam mempertahankan budaya adat Jawa yang begitu berharga bagi mereka.***