21 Ribu Lebih UMKM Cilacap Sulit Berkembang, Apa Yang Terjadi? INI Kata Kadis DPKUKM

- 17 Mei 2024, 15:49 WIB
Potong pita Cilacap Expo
Potong pita Cilacap Expo /Portal Purwokerto/Ady Purwadi/

PORTAL PURWOKERTO - Persoalan klasik selalu dihadapi oleh pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) termasuk yang ada di wilayah Kabupaten Cilacap.

 

Kondisi ini yang mengakibatkan UMKM Cilacap menjadi sulit berkembang meski faktanya peluang pasar terbuka sangat lebar.

 

Lalu sebenarnya apa yang terjadi?

 

Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (DPKUKM) Cilacap Umar Said sempat mengungkap persoalan ini pada pembukaan Cilacap Expo UMKM 2024.

 

Acara berlangsung di Lapangan Krida Nusantara pada Rabu 15 Mei 2024 yang dihadiri oleh Staf Ahli Kementerian Koperasi dan UKM Bidang Ekonomi Makro, Rully Nuryanto.

 

Menurut Umar, jumlah UMKM di Cilacap saat ini total sebanyak 21.681 yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan.

 

Ia mengungkapkan, masalah utama yang dihadapi oleh ribuan pelaku usaha kecil ini adalah pada pemasaran produk mereka.

Baca Juga: Gedung Baru Sat Tahti Polresta Cilacap, Fasilitasnya: Ruang Tahanan Lebih Besar Pengamanan Maximum

Meski sebenarnya berbagai upaya sudah ditempuh, namun tetap saja belum maksimal untuk mengatasi kendala yang dihadapi tersebut.

 

"Problem utama adalah pemasaran. Berbagai upaya sudah kami lakukan dengan menggandeng banyak pihak seperti untuk pelatihan digital marketing, pelatihan manajemen keuangan, pelatihan kewirausahaan dan lainnya" tandas Umar Said.

 

Bahkan menurutnya, untuk membantu peningkatan dan pengembangan produk, sudah ada ratusan UMKM yang difasilitas kerjasama dengan toko ritel modern.

 

"Sekarang sudah ada 363 UMKM yang bekerjasama dengan toko modern seperti alfamart dan indomart" jelasnya.

 

Menurutnya, permasalah dasar pada pemasaran itu juga tak lepas dari produk yang ada, walaupun itu merupakan hal sepele seperti pada packaging.

 

"Terkendala oleh packaging atau kemasan yang tidak luwes. Misal kerupuk tengiri, mau makan saja kita sulit membuka bungkusnya" tutur Umar.

 

Untuk urusan packaging itu sendiri katanya, cukup banyak UMKM Cilacap yang belum mampu mengatasinya. Sekedar kemasan saja selama ini pesannya ke Bandung dan Malang.

 

"Ini belum teratasi, disisi lain ada cost produksi yang tinggi, cukup boros bagi UMKM. Karenanya kami mohon dari Kementerian untuk kerjasamanya memfasilitasi agar lebih hemat sekaligus mengatasi kendala pemasaran" ucap dia.

 

Disisi lain, Umar sempat pamer soal adanya sejumlah produk UMKM yang sudah go internasional.

 

Ia menyebut seperti Sidat yang sudah berjalan selama ini ekspor ke Jepang.

 

Berikutnya ada tampah atau nampan bambu produk UMKM Gandrungmangu yang ekspor ke Amerika.

 

"Dari Kawunganten ada juga, lalu UMKM di Kroya yang ekspor sapu lidi ke Jepang. Yang nyentrik ada lagi ekspor ke 5 negara yaitu produksi tas dari pelepah pisang" jelas Umar Said.

 

Sementara Rully Nuryanto yang menanggapi persoalan tersebut mengaku pihak Kementerian selalu siap untuk bekerjasama dengan Pemkab Cilacap.

 

Ia juga sempat memberikan sejumlah solusi untuk masalah ini diantaranya dengan meminta para pelaku UMKM Cilacap untuk lebih jeli dalam menganalisa kebutuhan produk di masyarakat.

 

Sedangkan terkait packaging, ia juga mengatakan siap untuk bekerja sama agar pelaku UMKM Cilacap mendapatkan barang yang lebih murah, praktis dan berkualitas.*** 

Editor: Dyah Sugesti Weningtyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah