63,7 Bitcoin untuk Bayar Tebusan Serangan Siber Darkside Diambil Kembali, Nilainya Lebih dari Rp32 Miliar

8 Juni 2021, 11:57 WIB
Mata Uang Bitcoin //pixabay/MichaelWuensch

PORTAL PURWOKERTO – Sebuah serangan siber dilakukan kelompok Darkside melalui peretasan sistem terhadap Colonial Pipeline yang menyuplai 45 persen bahan bakar di bagian pantai timur Amerika Serikat.

Kelompok ini meretas sistem Colonial Pipeline pada 7 Mei 2021 dan meminta tebusan sebanyak 75 Bitcoin (BTC) atau hampir setara dengan Rp71 miliar.

Serangan siber terbesar di AS ini menyebabkan lonjakan harga gas, pembelian panik, dan kekurangan bahan bakar lokal.

Baca Juga: Analisa Prediksi Harga DOGE (Dogecoin) Hari Ini, 8 Juni 2021: Akankah Kembali Memasuki Sinyal Hijau?

Colonial Pipeline akhirnya membayar tebusan tersebut dalam bentuk 75 Bitcoin.

Hampir sebulan berlalu sejak dibayarnya tebusan tersebut, Departemen Kehakiman AS akhirnya berhasil menyita 63,7 bitcoin yang kini hanya bernilai Rp32 miliar akibat harga Bitcoin turun.

Dari dompet elektronik atau Bitcoin wallet yang dapat dilacak sebagai milik Darkside, terdapat 69,6 Bitcoin di dalamnya.

Namun hanya 63,7 Bitcoin yang diduga sebagai bagian dari pembayaran tebusan oleh Colonial Pipeline.

Baca Juga: Anonymous Targetkan Elon Musk, Ancam Bongkar Rahasia Gelap CEO Tesla

Pernyataan tertulis yang dikeluarkan oleh FBI Senin, 7 Juni 2021 mengungkap pelacakan Bitcoin melalui beberapa wallet dan blockchain dan FBI telah menemukan kunci untuk membuka Bitcoin wallet tersebut.

Akibatnya, 63,7 Bitcoin telah diambil oleh pemerintah AS sebagai bentuk penyitaan terhadap kejahatan siber yang dilakukan Darkside.

Menurut Reuters dan dikutip Portal Purwokerto, seorang hakim di San Fransisco menyetujui penyitaan aset crypto ini. Suatu hal yang sangat jarang terjadi sebelumnya.

Baca Juga: Republik El Salvador Bakal Jadi Negara Pertama Gunakan Bitcoin, Apa itu Bitcoin? Ini Definisinya.

Darkside sendiri disebut sebagai grup hacker kejahatan dunia maya yang berbasis di Rusia.

Ada 100 lebih varian ransomware yang dilakukan oleh Darkside. Serangan ini telah menginfeksi setidaknya 90 perusahaan AS. Perusahaan produsen dan penyedia layanan kesehatan juga tidak luput dari serangan siber.

Serangan siber yang menyerang perusahaan AS tidak hanya dilakukan oleh Darkside. Kebanyakan hacker yang menyerang dengan ransomware bermarkas di Rusia.

Baca Juga: Elon Musk Lagi-lagi Bikin Bitcoin Turun, Kini Harga 1 Bitcoin ‘Hanya’ Lebih Dari Rp500 Juta

Kecanggihan para hacker kini telah diimbangi oleh kemampuan pihak berwenang melacak transaksi yang kini menggunakan Bitcoin atau mata uang kripto lainnya.

“Menuntut pertanggungjawaban penjahat dunia maya dan mengganggu ekosistem yang memungkinkan mereka beroperasi adalah cara terbaik untuk mencegah dan mempertahankan diri dari serangan di masa depan,” ujar Joseph Blount, Kepala Eksekutif Colonial Pipeline.

Dia juga menyatakan telah bekerja sama sejak awal dengan FBI saat ancaman siber yang dilakukan oleh Darkside dan meminta tebusan Bitcoin tersebut diterima.***

Editor: Dedi Risky Rachma Wanto

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler