Penyebab Dollar AS Menguat? Hari Ini Nilai Tukar Rupiah Melemah Jadi Rp 16.301, Akibat Rupiah Melemah

- 19 April 2024, 16:30 WIB
Penyebab Dollar AS Menguat? Hari Ini Nilai Tukar Rupiah Melemah Jadi Rp 16.301, Akibat Rupiah Melemah
Penyebab Dollar AS Menguat? Hari Ini Nilai Tukar Rupiah Melemah Jadi Rp 16.301, Akibat Rupiah Melemah /Unsplash/ Celyn Kang

PORTAL PURWOKERTO - Penyebab dollar AS menguat yang membuat hari ini nilai tukar Rupiah melemah jadi Rp 16.301. Dampak yang diakibatkan dari rupiah melemah.

Melansir Google Finance pada hari ini, Jumat, 19 April 2024, nilai tukar Rupiah masih lemah meski terdapat peningkatan sekitar 0,50 persen dari Kamis 18 April 2024 adalah Rp 16.227.

Penyebab Dollar Menguat Hari Ini

Nilai tukar Rupiah ke dolar AS hari ini mencapai Rp 16.301 per 1 USD pada pukul 08.48 pagi, yang artinya dollar AS menguat.

Baca Juga: Cara Lolos Survei KUR Pegadaian 2024, Pinjaman Syariah Tanpa Riba untuk Plafon 50 Juta Rupiah Bebas Jaminan

Faktor eksternal dinilai sebagai penyebab utama yang melemahkan nilai tukar Rupiah, salah satunya ketegangan antara Iran dan Israel pada Sabtu, 13 April 2024.

Di sisi lain, faktor internal seperti pola musiman juga berperan dalam pelemahan Rupiah.

Dimana pembayaran dividen dan kupon kepada non-residen serta pembayaran pokok utang luar negeri cenderung meningkat atau memuncak setiap kuartal kedua dalam setahun.

Meski membuat beberapa kalangan khawatir, namun kondisi kali ini berbeda seperti saat pandemi COVID-19 dimana Rupiah pernah menyentuh Rp16.000 per dolar AS.

 Baca Juga: Kekayaan Helena Lim Tersangka Kasus Korupsi 271 Triliun, Punya Bisnis Penukaran Dollar ke Rupiah?

Dampak Rupiah Melemah

Sebagaimana diketahui, pandemi pada waktu itu memang memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Pelemahan Rupiah saat ini juga berbeda dengan krisis tahun 1998, dimana saat ini, fundamental ekonomi Indonesia masih dianggap cukup solid.

Selain itu, tekanan pada Rupiah kali ini lebih disebabkan oleh ketidakpastian global.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa fondasi ekonomi Indonesia cukup solid karena pertumbuhan ekonominya berada di atas 5 persen dan inflasi yang tetap terkendali.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi tahun 2023 mencapai 5,05 persen year on year (yoy), sedangkan inflasi tahunan pada Maret 2024 tercatat sebesar 3,05 persen yoy.

Namun jika Rupiah terus menerus melemah, maka dapat cukup berbahaya bagi bank yang memiliki portofolio bisnis luar negeri dalam porsi besar.

Dampak langsung tersebut dirasakan oleh perbankan yang kegiatan treasury, trade financing, dan international banking berhubungan dengan valas.

Namun masih ada Bank Indonesia (BI) yang menjadi sentral untuk mengatur kebijakan moneter di Indonesia salah satunya menahan laju Rupiah yang terus melemah.

Salah satu yang wajib pemerintah jaga adalah inflasi pangan dan jangan sampai menguatnya dollar AS ini justru memberikan dampak buruk bagi masyarakat Indonesia.***

Editor: Galih Prabashinta P.P.


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah