PORTAL PURWOKERTO - Berikut amalan dan hukum Sholat Rebo Wekasan menurut Islam.
Sholat Rebo Wekasan merupakan tradisi yang kental di kalangan masyarakat Indonesia seperti, Jawa, Sunda, dan Sumatra.
Rebo Wekasan dimaknai sebagai hari Rabu terakhir yang biasanya diisi dengan kegiatan ibadah yang disebut Sholat Rebo Wekasan.
Baca Juga: Ngaji Rebo Wekasan, Berawal dari Tradisi Walisongo Dalam Menjalankan Dakwahnya di Tanah Jawa
Makna dari Shalat Rebo Wekasan adalah meminta kepada Yang Maha Kuasa agar dijauhkan dari bala atau kesialan.
Lalu, bagaimana pandangan Islam terhadap tradisi Shalat Rebo Wekasan? Simak penjelasan berikut ini.
Tardisi Shalat Rebo Wekasan bermula dari anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi (W.1151 H).
Baca Juga: Ngaji Rebo Wekasan, Sholat Rebo Wekasan Jam Berapa? Simak Sejarah dan Penjelasan Singkat
Dalam kitab Fathul Malik al-Majid al-Mu-Allaf li Naf'il 'Abid wa Qam'i Kulli Jabbar 'Anid, Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi menyebutkan, setiap tahun di hari Rabu terakhir di bulan Safar, Allah SWT akan menurukan 320.000 bala bencana ke bumi.
Banyak yang menganggap hari tersebut merupakan hari yang paling sulit di antara hari-hari lainnya dalam satu tahun.
Sebagian masyarakat di beberapa daerah di Indonesia mempercayai bahwa, rabu terakhir di bulan Safar itu adalah hari tersial manusia.
Oleh karena itu mereka melakukan ritual-ritual tertentu, seperti sholat Rebo Wekasan, yang bertujuan untuk menolak kesialan pada hari tersebut.
Namun, banyak juga yang berpendapat bahwa umat muslim tidak disarankan melaksanakan Shalat Rebo Wekasan.
Bahkan, beberapa ulama berpendapat bahwa shalat Rebo Wekasan haram dilakukan oleh umat muslim.
Baca Juga: Doa Rebo Wekasan dan Sholat Tolak Bala Latin dan Arab, Dilaksanakan Pada Rabu Pagi
Hasil musyawarah NU Jawa Tengah tahun 1978 memutuskan bahwa, shalat Rebo Wekasan hukumnya haram.
Namun shalat Rebo Wekasan dianggap tidak haram apabila dilakukan dengan niat shalat sunah muthlaqah atau niat salat hajat.***