Apa Itu Maggot, Laku Keras Di Pasaran, Mau Budi Daya Maggot BSF ? Ayo Berburu Ilmu di Kampung Lalat

- 29 Desember 2020, 01:12 WIB
lalat tentara hitam atau Black Soldier Fly jenis lalat yang dibudidayakan karena memiliki ekonomi tinggi.png
lalat tentara hitam atau Black Soldier Fly jenis lalat yang dibudidayakan karena memiliki ekonomi tinggi.png /evi yanti/Portal Purwokerto

Ilustrasi: Maggot dari Lalat Tentara Hitam  Potensi Ekonominya Mantap tensi Belatung Maggot Riau Akan Jadi Industri Terbesar di Dunia
Ilustrasi: Maggot dari Lalat Tentara Hitam Potensi Ekonominya Mantap tensi Belatung Maggot Riau Akan Jadi Industri Terbesar di Dunia

Pendamping Kampung Lalat  Sarbusmi (Serikat Buruh Muslim Indonesia) Akbar menyebutkan, berdasarkan hasil peneliti pakar serangga, di dunia terdapat kurang lebih 800 jenis lalat. Sebagian besar mengandung patogen,  kecuali lalat tentara hitam.

Banyak ditemukan di alam baik di sampah sampah, namun lalat BSF hanya hinggap pada sampah yang bersih yang tidak mengandung kuman. Makanannya bisa sisa makanan rumah tangga.

“Lalat ini juga  bisa diundang dari alam, dengan sampah organik atau makanan kita yang tidak habis. Dari beberaap jenis lalat yang berkerumun, diantaranya ada lalat tentara hitam itu bisa kita tangkap dan budidayakan,” terangnya.

Baca Juga: Bye WNA! Indonesia Tutup Pintu Bagi Turis Asing di 2021, Cegah Masuk Varian Baru Virus Covid-19

Lalat tentara hitam bernilai ekonomi tinggi sekaligus sebagai solusi persoalan limbah rumah tangga,seperti makanan sisa.

BSF mampu menghasilkan telur  larva atau telur maggot. Harga telur magot cukup menggiurkan di pasaran harganya dibanderol  Rp 10 juta per kilogramnya atau Rp 10.000 per gram. Di toko online bahkan ditawarkan Rp 13.000 hingga Rp 15.000 per gramnya.

Taufik peternak lalat tentara hitam warga setempat mengaku, sudah beberapa kali jual telur magot meski masih dalam ukuran gram perhari tapi sangat membantu keluarganya.

Dijualnya gampang karena ada yang menampung.

Selain telur,  maggotnya dalam bentuk belatung laku  keras. Untuk pakan ternak unggas, burung kicauan,  ikan hingga pupuk. Nilai proteinnya   tinggi sehingga menunjang sektor peternakan.

Halaman:

Editor: Eviyanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x