Pendamping Kampung Lalat Sarbusmi (Serikat Buruh Muslim Indonesia) Akbar menyebutkan, berdasarkan hasil peneliti pakar serangga, di dunia terdapat kurang lebih 800 jenis lalat. Sebagian besar mengandung patogen, kecuali lalat tentara hitam.
Banyak ditemukan di alam baik di sampah sampah, namun lalat BSF hanya hinggap pada sampah yang bersih yang tidak mengandung kuman. Makanannya bisa sisa makanan rumah tangga.
“Lalat ini juga bisa diundang dari alam, dengan sampah organik atau makanan kita yang tidak habis. Dari beberaap jenis lalat yang berkerumun, diantaranya ada lalat tentara hitam itu bisa kita tangkap dan budidayakan,” terangnya.
Baca Juga: Bye WNA! Indonesia Tutup Pintu Bagi Turis Asing di 2021, Cegah Masuk Varian Baru Virus Covid-19
Lalat tentara hitam bernilai ekonomi tinggi sekaligus sebagai solusi persoalan limbah rumah tangga,seperti makanan sisa.
BSF mampu menghasilkan telur larva atau telur maggot. Harga telur magot cukup menggiurkan di pasaran harganya dibanderol Rp 10 juta per kilogramnya atau Rp 10.000 per gram. Di toko online bahkan ditawarkan Rp 13.000 hingga Rp 15.000 per gramnya.
Taufik peternak lalat tentara hitam warga setempat mengaku, sudah beberapa kali jual telur magot meski masih dalam ukuran gram perhari tapi sangat membantu keluarganya.
Dijualnya gampang karena ada yang menampung.
Selain telur, maggotnya dalam bentuk belatung laku keras. Untuk pakan ternak unggas, burung kicauan, ikan hingga pupuk. Nilai proteinnya tinggi sehingga menunjang sektor peternakan.