Google Doodle Hari Ini Roehana Koeddoes, Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia Juga Seorang Wirausaha Handal

- 8 November 2021, 07:25 WIB
Google Doodle Hari Ini Roehana Koeddoes, Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia Juga Seorang Wirausaha Handal
Google Doodle Hari Ini Roehana Koeddoes, Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia Juga Seorang Wirausaha Handal /Tangkap Layar Laman Google Doodles

 

 

 

PORTAL PURWOKERTO - Google Doodle hari ini Senin, 8 November 2021 menampilkan gambar seorang perempuan memakai hiasan kepala khas suku Minang dari Sumatera Barat.

Perempuan tersebut adalah Roehana Koeddoes, seorang jurnalis perempuan pertama di Indonesia.

Roehana Koeddoes atau sering juga disebut Ruhanna Kuddus (memakai ejaan baru), merupakan kakak tiri dari Sutan Sjahrir Perdana Menteri pertama di Indonesia.

Lahir di Kotogadang, Sumatera Barat pada 20 Desember 1884, Roehana Koeddoes lahir dari keluarga terpandang.

Baca Juga: J-Hope BTS Rayakan 2 Tahun Single Chicken Noodle Soup dengan Mengunggah Foto di Weverse

Di masa penjajahan Belanda tersebut, ayah Roehanna Koeddoes adalah seorang kepala jaksa.

Jabatan terpandang ini membuat sang ayah, Moehammad Rasjad Maharaja Soetan, mampu menyediakan banyak buku bacaan bagi anak-anaknya. Ia memiliki 26 anak.

Dari 26 anak tersebut, salah satu adik Roehanna Koeddoes adalah Sutan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia.

Meskipun seorang perempuan, namun Roehanna Koeddoes mendapatkan pendidikan melalui buku dan surat kabar yang dibelikan oleh ayahnya.

Perkembangan Roehanna Koeddoes semakin pesat ketika bertetangga dengan jaksa lainnya dan diajarkan merajut oleh istri sang jaksa, Lebi Rajo nan Soetan dan istrinya Adiesah.

Ketika itu, merajut adalah keahlian yang hanya dimiliki oleh orang Belanda. Di rumah jaksa tersebut jugalah pengetahuan Roehanna Koeddoes semakin luas.

Pengetahuan Roehanna Koeddoes yang luas membuatnya membuka sekolah di teras rumahnya. Muridnya adalah masyarakat sekitar yang tertarik untuk belajar.

Di sekolahnya, bukan hanya diajarkan membaca dan berhitung bagi anak-anak, namun Roehanna Koeddoes juga mengajarkan merajut, menyulam dan menganyam bagi ibu-ibu.

Baca Juga: Lirik Lagu Chicken Noodle Soup yang Dinyanyikan J-Hope feat Becky G Kembali Populer

Pada 1911, Roehanna Koeddoes mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Kotogadang yang menjual hasil rajut, sulam dan anyam kepada istri para pejabat Belanda.

Hasilnya dapat membantu mengangkat taraf hidup masyarakat di sekitar terutama perempuan Minang pada saat itu

Disela mengajar dan berdagang, Roehanna Koeddoes juga kerap menuliskan pengalamannya dalam bentuk catatan.

Roehanna Koeddoes pun mengirimkan beberapa tulisannya ke koran perempuan Poetri Hindia.

Selain itu ia juga turut serta berperan mendirian surat kabar perempuan Soenting Melajoe bersama Ratna Djoewita pada 10 Juli 1912.

Surat kabar perempuan pertama itu memiliki pemimpin redaksi, redaktur, dan penulis yang kesemuanya perempuan.

Isi surat kabar tersebut mengangkat pemikiran progresif Roehanna Koeddoes serta terjemahan beberapa buku berbahasa asing.

Baca Juga: Pesan Moral Dari Cerita Nenek Tua Dan Danau Adalah? Kunci Jawaban Bahasa Indonesia dari Google Form Kelas 4

Soenting Melajoe (Sunting Melayu) juga menerbitkan artikel politik dan kriminal yang terjadi dalam keseharian mereka.

Roehanna Koeddoes juga menulis untuk surat kabar Perempoean Bergerak, dan menjadi redaktur surat kabar Radio dan Tjahaja Soematra.

Roehanna Koeddoes meninggal dunia pada 17 Agustus 1972 saat berusia 88 tahun. Ia dikebumikan di TPU Karet, Jakarta.

Atas kiprahnya dalam bidang jurnalisme, Roehanna Koeddoes dinobatkan sebagai wartawan perempuan pertama di Indonesia.

Pada tahun 1987, Pemerintah Indonesia juga menganugerahkan Roehanna Koeddoes dengan gelar Perintis Pers Indonesia.***

 

Editor: Eviyanti

Sumber: Google Doodle


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x