Network
Banyak tantangan yang dihadapi oleh penyelenggara ibadah haji. Mulai dari cara memindahkan begitu banyak orang dengan aman dari satu lokasi ke lokasi lain selama beberapa hari selama haji, menyediakan logistik untuk 2 juta jemaah, hingga panas yang membakar, dengan suhu sekitar 43 derajat Celcius, menambah lapisan kerumitan lainnya.
Abdulhafeed Al-Hamad dari Swedia memuji fasilitas dan layanan yang diberikan oleh Kementerian Haji dan Umrah. “Ini (pertama kalinya saya haji dan) saya sangat berharap dan bahagia semuanya berjalan dengan baik,” katanya. “Sangat menyenangkan melihat semua orang ini… dan perencanaan yang baik, dan tidak ada masalah. “Saya sangat senang berada di sini. Saya mencoba selama bertahun-tahun tetapi karena virus corona tiga tahun lalu saya tidak bisa datang. Sekarang saya berhasil, kami berhasil," ujar Abdulhafeed Al-Hamad.
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Lebaran Kapan? Idul Adha Beda Tanggal Antara Indonesia dan Arab Saudi
Mohammed Al-Abdulali, juru bicara Kementerian Kesehatan Arab Saudi, mengatakan lebih dari 32 rumah sakit dengan kapasitas lebih dari 6.000 tempat tidur siap melayani kebutuhan kesehatan jemaah. Haji yang berlangsung pada bulan Dzul Hijjah, tanggal 12 dan bulan terakhir kalender Islam, merupakan salah satu dari Rukun Islam dan setiap Muslim yang mampu secara fisik dan finansial wajib menyelesaikannya sekurang-kurangnya sekali seumur hidup mereka.
Sebenarnya ibadah haji dengan berbagai rukun wajib haji hanya berlangsung selama lima hari. Dimulai pada 8 Dzulhijjah, jemaah berangkat ke Mina usah salat subuh. Di Mina jemaah akan menghabiskan siang dan malam untuk berdoa dan membaca ayat-ayat Alquran.
Keesokan harinya, pada 9 Dzulhijjah, para jemaah akan berjalan ke Arafah dan tetap di dataran gurun, berdoa dan bertaubat, sampai setelah matahari terbenam. Ini adalah satu-satunya hari terpenting haji dan jemaah yang melewatkannya dianggap tidak menyelesaikan haji.
Baca Juga: Kapan Hari Tasyrik 2023, Simak Penjelasan Ustad Abdul Somad UAS!
Usai berdiam diri di Arafah, jemaah kemudian menuju Muzdalifah, sebuah lembah antara Mina dan padang Arafah. Di sini mereka bermalam di tempat terbuka dan mengumpulkan kerikil kecil untuk digunakan selama ritual khusus keesokan harinya.
Setelah shalat Subuh pada tanggal 10 Dzulhijjah, jemaah melakukan perjalanan dari Muzdalifah ke Jamarat, di mana mereka melempar kerikil yang dikumpulkan pada tiga pilar yang melambangkan Iblis. Kemudian para pria diharuskan mencukur rambut mereka, dan bagi perempuan harus memotong seikat rambut mereka.
10 Dzulhijjah adalah hari raya Idul Adha yang juga dikenal dengan nama hari raya kurban. Pasalnya, di hari ini mereka yang mengikuti ibadah haji diharuskan untuk mengorbankan hewan dan berbagi daging dengan orang yang membutuhkan. Mereka yang tidak dapat secara pribadi melakukan pengorbanan dapat mendelegasikan tugas tersebut. Peziarah kemudian melakukan perjalanan kembali ke Makkah dan Masjidil Haram.
