Baca Juga: Sinopsis G30S PKI TV ONE dan MNC TV Akan Tayang Kapan, Cek Jadwal dan Link Streaming di Sini
Pasukan pengaman presiden, Cakrabirawa bertugas menjemput ketujuh jenderal tersebut untuk dibawa ke markas PKI di kawasan Lubang Buaya, Jakarta.
Alasan penjemputan adalah perintah darurat dari Presiden Soekarno. Semua jenderal merasa heran karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya dan mereka telah merasa curiga.
Pasukan Cakrabirawa mengepung satu persatu rumah ketujuh jenderal tersebut. Beberapa jenderal sempat mengulur waktu dan melawan yang berakibat pada penembakan di tempat.
Penembakan tersebut disaksikan keluarga yang berada di bawah ancaman pasukan. Salah satu visual yang sangat epik adalah ketika putri DI Pandjaitan, Catherine, mengusapkan darah ayahnya ke muka.
Di Pandjaitan berdoa sebelum diminta masuk ke dalam truk yang menjemputnya. Saat berdoa beliau ditembak sehingga darah bersimbah di halaman rumah. Jasad DI Pandjaitan diangkat dan di bawa ke Lubang Buaya.
Usai kepergian ayahnya, Catherine keluar dan mengusapkan darah ayahnya ke wajah. Ade Irma Suryani, putri AH Nasution yang berusia 5 tahun dan ajudan AH Nasution, Pierre Tendean turut menjadi korban keganasan PKI.
Pierre Tendean mengaku sebagai AH Nasution ketika pasukan Cakrabirawa mencari AH Nasution yang merupakan Menteri Pertahanan dan Keamanan sekaligus Kepala Staf angkatan Darat.
Baca Juga: 7 Pahlawan Revolusi Korban G30S/PKI, Jenderal yang Selamat dari Tragedi G30S/PKI Adalah A.H Nasution
Jenderal AH Nasution lolos dari maut, namun sayangnya putri bungsu beliau, Ade Irma Suryani serta ajudan beliau Kapten Pierre Tendean menjadi korban keganasan PKI.