Cerita Horor ASLI KKN Desa Penari, Versi Widya, Original dari SimpleMan

- 7 Mei 2022, 10:12 WIB
Cerita Horor ASLI KKN Desa Penari, Versi Widya, Original dari SimpleMan
Cerita Horor ASLI KKN Desa Penari, Versi Widya, Original dari SimpleMan /Twitter @ SimpleM81378523

Saat itu juga, Widya segera mengajukan prop KKN. Semua persyaratan sudah terpenuhi, kecuali kelengkapan anggota dalam setiap kelompok minimal harus melibatkan 2 fakultas berbeda pun dengan anggota minimal 6 orang. “Tenang” kata Ayu, perempuan yang tempo hari memberi kabar tempat KKN yang ia observasi bersama abangnya.

Baca Juga: LINK Thread Twitter KKN Desa Penari Lengkap, Baca Dulu Baru Nonton Filmnya! Dijamin Bikin Bulu Kuduk Berdiri

Benar saja, tidak beberapa lama, muncul Bima dengan Nur, ia menyampaikan, kelengkapan anggota 6 orang yang melibatkan 2 fakultas sudah di setujui. “Sopo sing gabung Nur?” (siapa yang sudah gabung Nur?) tanya Ayu, “temenku. kating, 2 angkatan di atas kita, satunya lagi, temanya”

Lega sudah batin Widya. Surat keputusan KKN sudah disetujui semuanya, terdiri dari 2 fakultas dengan proker kelompok dan individu, untuk pengabdian di masyarakat yang akan di adakan kurang lebih sekitar 6 minggu. Hanya tinggal menunggu, pembekalan sebelum keberangkatan.

Jauh hari sebelum malam pembekalan, Widya berpamitan kepada orangtuanya tentang progress KKN yang wajib ia tempuh, ketika orangtua Widya bertanya kemana KKN mereka, terlihat wajah tidak suka dari raut ibunya.

Gak onok nggon liyo, lapo kudu gok Kota B. Nggok kunu nggone Alas tok, ra umum di nggoni gawe menungso (apa gak ada tempat -lain, kenapa harus kota B, disana tempatnya bukanya hutan semua, tidak bagus ditinggali oleh manusia),” kata ibu Widya.

Baca Juga: Cerita KKN Desa Penari Jawa Timur Versi Widya Lengkap! Banyak Pelajaran yang Harus Dipahami Ternyata

Namun setelah Widya menjelaskan, bahwa sebelumnya sudah dilakukan observasi, wajah ibunya melunak.

"Perasaane ibuk gak enak, opo gak isok di undur setahun maneh" (perasaan ibu gak enak, apa tidak bisa di undur satu tahun lagi). Widya enggan melakukanya, maka, meski berat, kedua orangtuanya pun terpaksa menyetujuinya.

Hari pembekalan sebelum keberangkatan. Widya, Ayu, Bima dan Nur, matanya melihat ke sekeliling, khawatir, 2 orang yang seharusnya ikut pembekalan belum juga terlihat batang hidungnya, sampai, menjelang siang, 2 orang muncul, menyapa dan memperkenalkan dirinya di depan mereka, Wahyu dan Anton.

Halaman:

Editor: Hening Prihatini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah