Cerita Horor ASLI KKN Desa Penari, Versi Widya, Original dari SimpleMan

- 7 Mei 2022, 10:12 WIB
Cerita Horor ASLI KKN Desa Penari, Versi Widya, Original dari SimpleMan
Cerita Horor ASLI KKN Desa Penari, Versi Widya, Original dari SimpleMan /Twitter @ SimpleM81378523

Saat itu ada yang aneh entah disengaja atau tidak, ucapan yang di anggap biasa di kota S, di tanggapi lain oleh lelaki-lelaki itu, wajahnya tampak tidak suka, dan sinis tajam melihat wahyu. Hanya saja, yang memperhatikan semua sedetail itu, hanya Widya seorang. apapun itu, semoga bukan hal yang buruk.

Di tengah gerimis, jalanan berlumpur, pohon di samping kanan kiri, mereka tempuh dengan suara motor yang seperti sudah mau ngadat saja, ditambah medan tanah naik turun, membuat Widya berpikir kembali. Sudah hampir satu jam lebih, tapi motor masih berjalan lebih jauh ke dalam hutan.

Khawatir bahwa yang di maksud Ayu, setengah jam lewat 15 menit adalah setengah hari, Widya mulai berharap semua ini cepat selesai. Di tengah perjalanan, tidak satupun dari pengendara motor itu yang mengajaknya bicara, aneh. Apa semua warga disana pendiam semua.

Malam semakin gelap, dan hutan semakin sunyi sepi, namun, kata orang, dimana sunyi dan sepi di temui, disana, rahasia di jaga rapat-rapat. Kini, rasa menyesal sempat terpikir di pikiran Widya, apakah ia siap, menghabiskan 6 minggu ke depan, di sebuah Desa, jauh di dalam hutan.

Ketika suara motor memecah suara rintik gerimis, dari jauh, sayup-sayup, terdengar sebuah suara. Suara familiar, dengan tabuhan kendang dan gong, di ikuti suara kenong, kompyang, mebaur menjadi alunan suara gamelan. Apa ada yang sedang mengadakan hajatan di dekat sini.

Baca Juga: Penayangan KKN Sampai Kapan? SUKSES KKN Desa Penari Jadi Film Horor Terlaris Saat Ini!!!

Dan ketika sayup-sayup suara itu perlahan menghilang, terlihat gapura kayu, menyambut mereka. sampailah mereka di Desa W****, tempat mereka akan mengabdikan diri selama 6 minggu ke depan.

Monggo” (permisi) kata lelaki itu, sebelum meninggalkan Widya dengan motornya. “mrene rek” teriak Ayu, di sampingnya berdiri seorang pria, wajahnya tenang, dengan kumis tebal, mengenakan kemeja batik khas ketimuran, ia berdiri seolah sudah menunggu sedari tadi.

Kenalno, niki pak Prabu. kepala Desanya. koncone mas'ku. pak Prabu, niki rencang kulo yang dari Kota S, mau melaksanakan kegiatan KKN di kampung panjenengan” (Kenalkan, ini pak Prabu, kepala Desa teman kakakku, pak Prabu, ini teman saya yang dari kota, yang rencananya mau KKN).

Pak Prabu memperkenalkan diri, bercerita tentang sejarah desanya. Di tengah ia bercerita, Widya pun bertanya kenapa desanya harus sepelosok ini, dengan tawa sumringah, Pak Prabu menjawab.

Halaman:

Editor: Hening Prihatini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah