Asal Usul Perang Palestina dan Israel, Dulu dan Kini

6 November 2023, 22:27 WIB
Asal Usul Perang Palestina dan Israel, Dulu dan Kini /Palestine Solidarity Campaign

PORTAL PURWOKERTO - Asal usul perang Palestina dan Israel. Hingga 6 November 2023 konflik yang terjadi di negeri yang dahulu dikenal sebagai Tanah Kanaan ini, setidaknya merenggut nyawa 9.922 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza dan Tepi Barat.

Sedangkan lebih dari 1.400 orang tewas dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Hingga 6 November 2023, di pihak Israel terdapat 5.600 orang yang terluka, 242 penduduk Israel yang ditangkap Hamas, dan sekitar 40 orang dinyatakan hilang.

Di pihak Palestina Jalur Gaza, sedikitnya 26.000 warga terluka dan lebih dari 2.200 orang dinyatakan hilang. Termasuk di dalamnya 1.250 anak-anak. Sedangkan di wilayah pendudukan Tepi Barat, sedikitnya 2.100 orang dinyatakan hilang.

PBB mengatakan 88 staf UNRWA tewas di Gaza. Ini merupakan jumlah tertinggi atas kematian personil PBB yang pernah tercatat dalam satu konflik saja.

Konflik yang terjadi di kawasan ini bukan hanya terjadi pada tahun 2023 saja. Namun sudah 75 tahun konflik ini terjadi antara Palestina dan Israel.

Israel bersikeras bahwa wilayah yang terdapat di wilayah barat sungai Yordania dan berada di tepi Laut Tengah ini merupakan tanahyang dijanjikan Tuhan untuk bangsa Israel. 

Padahal, tanah tersebut juga telah ditempat oleh penduduk yang disebut Palestina selama beberapa ratus tahun terakhir. Bahkan mengutip majalah Time, pada peta tahun 1929, tidak ditemukan nama negara Israel. Wilayah tersebut tertulis sebagai wilayah Palestina.

Negara Israel adalah sebuah cita-cita dari suku bangsa Yahudi yang telah tercerai berai akibat adanya berbagai konflik sejak ribuan tahun yang lalu. Kata Yahudi identik dengan Bani Israil dalam agama Islam dan Kristen.

Asal Usul Yahudi

Nama Israel di dalam Al Quran dituliskan sebagai Bani Israil, sebuah suku atau kaum dari Nabi Musa AS saat ditindas oleh orang-orang Mesir di bawah Fir'aun.

Namun, sejatinya bani Israil adalah anak cucu dan keturunan dari Nabi Ibrahim AS. Dikisahkan dalam tiga agama monoteisme dunia (Yahudi, Kristen, Islam) bahwa Nabi Ibrahim AS memiliki dua istri.

Baca Juga: SIMAK Ayat Alquran Tentang Palestina dan Israel, Ini Sejarah Versi Umat Islam

Istri pertamanya adalah Siti Sarah yang melahirkan Nabi Ishaq AS. Istri keduanya adalah Siti Hajar yang melahirkan Nabi Ismail AS. Tak heran bila Nabi Ibrahim AS kelak dikenal sebagai bapak para nabi.

Nabi Ismail yang dilahirkan oleh Siti Hajar,  lahir terlebih dahulu di sebuah tempat yang disebut Tanah Kanaan. Karena kecemburuan telah memiliki anak sedangkan Siti Sarah belum memiliki anak, maka Nabi Ibrahim diperintahkan untuk membawa Siti Hajar dan Nabi Ismail ke daerah yang yag disebut Lembah Bakkah(kini Makkah)

Di Makkah ini lah Siti Hajar dan Ismail ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim. Kelak, Nabi Ismail akan menurunkan keturunan yang membentuk bangsa Arab.

Setelah meninggalkan Nabi Ismail dan Siti Hajar di Makkah, Nabi Ibrahim pun kembali ke Tanah Kanaan. Dimana akhirnya Siti Sarah melahirkan putranya yang kelak disebut sebagai Nabi Ishak AS.

Dari Nabi Ishak ini lah dipercaya kelak anak menurunkan suku bani Israil. Asal muasal Yahudi dimulai ketika Nabi Ishak AS memiliki anak yaitu Nabi Yakub AS. Nabi Yakub memiliki 12 anak yang salah satunya menjadi Nabi Yusuf AS. 

Sejarah mengenai bani Israil ini tercantum di dalam surat Yusuf mulai dari ayat ke-4. 

Nabi Yusuf AS, Moyang Bani Israil

Nabi Yusuf AS merupakan anak ke 11 dari 12 anak Nabi Yakub. Nabi Yusuf bersaudara kandung dengan Bunyamin karena memiliki ayah dan ibu yang sama. Sedangkan dengan 10 saudara lainnya memiliki ibu yang berbeda.

Sepuluh saudara yang lain iri dengan Nabi Yusuf. Dituliskan dalam surat Yusuf ayat 8:
(Ingatlah,) ketika mereka berkata, “Sesungguhnya Yusuf dan saudara (kandung)-nya lebih dicintai Ayah daripada kita, padahal kita adalah kumpulan (yang banyak). Sesungguhnya ayah kita dalam kekeliruan yang nyata.

Rasa isi tersebut membuat 10 anak nabi Yakub bersekongkol untuk membuang Nabi Yusuf ke dasar sumur. Allah SWT menyelamatkan Nabi Yusuf AS dan menuliskan kisah hidupnya bersama dengan bangsa Mesir. 

Nabi Yusuf yang diselamatkan pedagang, dijual sebagai budak ke negeri Mesir. Namun atas izin Allah SWT, Nabi Yusuf meraih kekuasaan tinggi di Mesir dan bahkan bisa membawa ayah serta saudara-saudaranya yang lain untuk hidup di Mesir dan kelak mereka beranak pinak menjadi bani Israil.

Nabi Musa, Pembebas Bani Israil

Sekitar 430 tahun telah berlalu sejak bani Israil pindah ke Mesir mengikuti jejak Nabi Yusuf AS. Bani Israil berada dalam kekuasaan bangsa Mesir dan mengalami penyiksaan serta penindasan di bawah kekuasaan Fir'aun.

Dalam kondisi seperti ini Allah SWT menurunkan Nabi Musa AS untuk menyelamatkan Bani Israil. Sebagian besar kisah mengenai bani Israil dan Nabi Musa AS tercantum dalam surat al Baqarah yang berarti Sapi Betina. Dimulai pada surat Al Baqarah ayat 47-51.

 

(Ingatlah) ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir‘aun dan) pengikut-pengikut Fir‘aun. Mereka menimpakan siksaan yang sangat berat kepadamu. Mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu. Pada yang demikian terdapat cobaan yang sangat besar dari Tuhanmu.(ayat 49)

Baca Juga: Hamas Itu Siapa, Pejuang atau Teroris dalam Konflik Palestina Israel

(Ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu, lalu Kami menyelamatkanmu dan menenggelamkan (Fir‘aun dan) pengikut-pengikut Fir‘aun, sedangkan kamu menyaksikan(-nya).(ayat 50)

(Ingatlah) ketika Kami menjanjikan (petunjuk Taurat) kepada Musa (melalui munajat selama) empat puluh malam. Kemudian, kamu (Bani Israil) menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sembahan) setelah (kepergian)-nya, dan kamu (menjadi) orang-orang zalim.(ayat 51)

Dalam surat Al Baqarah juga tercantum mengenai bagaimana kaum Bani Israil disuruh Allah untuk pergi ke Tanah Kanaan, dimana terdapat Baitul Maqdis. Namun mereka mengingkari perintah Allah bahkan berbuat kerusakan.

(Ingatlah) ketika Kami berfirman, “Masuklah ke negeri ini (Baitulmaqdis). Lalu, makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. Masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk dan katakanlah, ‘Bebaskanlah kami (dari dosa-dosa kami),’ niscaya Kami mengampuni kesalahan-kesalahanmu. Kami akan menambah (karunia) kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.”(ayat 58)

Lalu, orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (perintah lain) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Maka, Kami menurunkan malapetaka dari langit kepada orang-orang yang zalim itu karena mereka selalu berbuat fasik. (ayat 59)

 (Ingatlah) ketika Musa memohon (curahan) air untuk kaumnya. Lalu, Kami berfirman, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!” Maka, memancarlah darinya (batu itu) dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah dan janganlah melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan.(ayat 60)

(Ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa, kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan. Maka, mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah.” Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota. Pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.” Kemudian, mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena sesungguhnya mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu ditimpakan karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas.(ayat 61)

Secara ringkas, Nabi Musa yang merupakan keturunan nabi Yusuf diturunkan Allah untuk membimbing bani Israil yang saat itu berada dalam penindasan Firaun dan juga sudah jauh dari ajaran agama Allah. 

Diturunkanlah kitab Taurat kepad aNabi Musa AS, Taurat atau Torah ini lah yang menjadi pegangan bani Israil. Namun disebutkan bahwa hukum-hukum Taurat tetap ada yang diabaikan oleh kaum bani Israil yang membangkang.

Sejarah Bani Israil di Tanah Palestina(Kanaan)

Setelah keluar dari Mesir, Allah menjanjikan Baitul Maqdis bagi bani Israil. Di wilayah tersebut bani Israil mendapatkan wilayah yang terbagi menjadi 12 wilayah, sesuai dengan jumlah anak Nabi Yakub. Keberadaan pembagian wilayah ini berlangsung kurang lebih 400 tahun dan dipimpin oleh hakim-hakim.

Setelah itu, bani Israil diperintah oleh Nabi Daud AS dan diteruskan oleh Nabi Sulaiman AS anaknya. Di masa inilah menjadi masa kejayaan bani Israil.

Namun setelah Nabi Sulaiman AS meninggal dunia, mulailah terjadi perpecahan internal sesama bani Israil yang terdiri dari 12 suku. Bagian selatan dengan ibukota Baitul Maqdis(Yerusalem), disebut Kerajaan Yehuda atau Yudea, dan merupakan keturunan Yusuf dan Bunyamin(dua suku). 

Sedangkan bagian utara dikuasai oleh 10 suku lainnya memiliki ibukota Nablus dan dikenal dengan nama Kerajaan Israel.

Wilayah  yang subur dan menjadi tempat pertemuan berbagai pedagang ini memang menjadi salah satu yang diincar oleh kerajaan lain.

Penguasa Tanah Palestina/Tanah Kanaan

700 SM: Di wilayah utara ditaklukkan oleh bangsa Assiria dari Irak. Sedangkan wilayah selatan diserbu Mesir.

597 SM: Ditaklukkan oleh raja Babilonia yang bernama Nebukadnezar. Termasuk menguasai Mesir dan Assiria. Pada masa ini, terjadilah perusakan Masjid Al Aqsa (Bait Suci) dan pengusiran  terhadap bani Israil. 

539 SM: Kerajaan Persia (Iran) menaklukkan Babilonia. Di masa inilah orang-orang bani Israil yang kemudian dikenal dengan nama kaum Yahudi diperbolehkan kembali ke tempat nenek moyangnya berasal dan diizinkan untuk beribadah.

334 SM: Kerajaan Persia dikalahkan oleh kerajaan Yunani yang disebut dengan kerajaan Macedonia oleh rajanya yaitu Raja Alexander Agung. 

168 SM: Kerajaan Macedonia dari Yunani dikalahkan oleh kerajaan Romawi. Kedua kerajaan tersebut menyembah dewa dan dewi.

Di masa inilah dibentuk raja-raja boneka Romawi. Salah satu raja boneka Romawi yang berkuasa di Yerusalem adalah Raja Herodes yang berkuasa pada tahun 30 SM dan disebut keturunan bani Israil/Yahudi.

6-4 SM: Nabi Isa AS disebut lahir pada masa pemerintahan Raja Herodes. Nabi yang membawa risalah kitab suci Injil ini lahir di Betlehem, sekitar 9,5 km selatan Yerusalem.

Ketika itu, meskipun Romawi memiliki dewa-dewa untuk disembah dan agama yang berbeda dengan bangsa Israil, namun agama Yahudi tetap berkembang. Bahkan menikmati kekayaan dan kekuasaan pada masa itu. Sehingga Roma pun berpihak pada Yahudi.

33 Masehi: Kehadiran pengajaran Nabi Isa AS yang diikuti oleh sebagian kecil umat Yahudi, termasuk 12 Rasul Kristen awal, beberapa merupakan Rabbi(pemuka agama/pendeta) Yahudi, membuat petinggi dan pemuka agama Yahudi lainnya ketakutan.

Pasalnya, Menurut hukum Yahudi, Nabi Isa(Yesus) dituduh melakukan pelanggaran agama, karena Yesus mengaku sebagai "Anak Allah", berarti menyamakan diri-Nya dengan Allah dan ini merupakan penghujatan yang harus dihukum mati.

Khawatir atas menyebarnya agama Isa AS, maka dilaporkannyalah keresahan tersebut ke Roma, ibukota Romawi.

Akibatnya terjadilah perburuan terhadap Nabi Isa AS (Yesus Kristus) dan pengikutnya, yang berujung pada eksekusi Nabi Isa AS atas perintah kaisar Roma Pontius Pilatus. 

Baca Juga: From The River to The Sea, Apa Makna di Balik Slogan Pembebasan Palestina Ini?

Hukuman ini dilakukan untuk menjaga hubungan baik dengan pemimpin Yahudi sekitar tahun 33 Masehi. Sejak itu, setiap penganut agama Kristen dipersekusi oleh kaum Yahudi. 

Namun bulan madu antara Romawi dan Yunani tidak berlangsung lama. Kaum Yahudi yang berada di provinsi Yudea (selatan Palestina)mulai menginginkan menjadi kerajaan yang merdeka, lepas dari Romawi.

Pada tahun 66-73 Masehi, 115-117 Masehi, dan juga 132-135 Masehi terjadi pemberontakan Yahudi terhadap Romawi. Dalam pemberontakan terakhir disebut ada 580.000 orang Yahudi terbunuh, 50 kota benteng dan 985 desa diratakan dengan tanah.

Akibatnya, orang-orang Yahudi diburu dan dibantai. Hukum Taurat, kalender Yahudi dan para pemuka agama Yahudi pun banyak yang dihukum mati.

138 Masehi: Kaisar Hadrianus dari Roma memberi nama Suriah Palestina (Syria Palaestina)ke daerah yang diperjuangkan kaum Yahudi untuk merdeka, Yudea. Ini dilakukan untuk meredam berbagai aksi pemberontakan Yahudi sekaligus mengakhiri kemerdekaan politik Yahudi dari tatanan kekaisaran Romawi

324-337 Masehi: Kaisar Konstantinus Agung dari Romawi menjadi kaisar pertama yang memeluk agama Kristen sekitar tahun 324-337 Masehi. Sebelumnya kerajaan ini percaya pada dewa-dewa dan roh leluhur.  

Bangsa Romawi menguasai tanah Palestina dimana di dalamnya terdapat Baitul Maqdis(Masjid al Aqsa). Bangsa Yahudi yang berada di Yerusalem lagi-lagi mengalami persekusi, dan lainnya tersebar ke seluruh dunia. Bahkan, bangsa Yahudi tidak diperbolehkan untuk beribadah sesuai keyakinan mereka.

614 Masehi: Yerusalem jatuh ke tangan penguasa Persia(Iran) yang bernama Kekaisaran Sassaniyah yang beragama Zoroaster/Majusi)yang menyembah Ahura Mazda . 

Nasib kaum Yahudi pun berubah karena mendukung penaklukan Yerusalem oleh Kekaisaran Sassaniyah. Disebutkan dalam sejarah bahwa setidaknya 90.000 orang Kristen yang berada di Yerusalem dibunuh serta gereja-gejera dihancurkan.

627 Masehi: Kaisar Romawi Byzantium yang bernama Heraklius merebut daerah ini dari Persia. Kristen Katolik pun kembali berkembang.

638 Masehi: Pasukan Khalifah Umar bin Khattab yang berasal dari jazirah Arab dan beragama Islam merebut Tanah Kanaan dari kerajaan Romawi Byzantium melalui peperangan yang damai.

Khalifah Umar bin Khattab dan pasukannya memilih untuk mengepung Yerusalem tanpa melakukan kekerasan. Akhirnya penguasa Yerusalem pun menyerah. Sebuah perjanjian yang dikenal sebagai Perjanjian Umariyyah dibuat dan ditandatangani Umar atas nama umat Islam.

Isinya, penguasa Yerusalem menyerahkan kota tersebut dan pihak Muslim memberikan jaminan kebebasan sipil dan beragama kepada umat Kristen dengan imbalan membayar pajak jizyah.

Di saat yang sama dengan penguasaan Islam atas Yerusalem, menandakan berakhirnya hampir 500 tahun kekuasaan dan penindasan Romawi atas Yahudi. Bahkan, Umar bin Khattab mengizinkan orang-orang Yahudi untuk tinggal di kota Yerusalem.

Pada masa Umar inilah dibangun Kubah Sakhrah atau yang kemudian dikenal sebagai Kubah Umar. Ini adalah tempat pasukan Muslim mendirikan solat untuk pertama kalinya setelah menaklukan Yerusalem dengan damai.

Di masa inilah mulai orang-orang Arab dan keturunannya datang serta tinggal di kawasan Yerusalem dan sekitarnya hingga ke daerah tepian laut Mediterania(Laut Tengah).

1099 Masehi: Kawasan Yerusalem pada masa pemerintahan dinasti Fatimmiyah, direbut oleh Tentara Salib pada Perang Salib Pertama yang didukung oleh Paus di Gereja Katolik Roma.

Sekitar 10 persen populasi yang terdiri dari orang-orang Islam dan Yahudi dibantai oleh Laskar Salib. Sedangkan orang-orang Kristen Orthodox timur yang memiliki ideologi berbeda dengan Kristen Katolik Roma juga merasakan dampak yang keji. Bahkan kaum Yahudi tidak diperbolehkan untuk tinggal di dalam kota Yerusalem

Perebutan kali ini mengangkat nama Godfrey dari Bouillon, Perancis sebagai penguasa Yerusalem pertama. Masjid al Aqsa kemudian disebut sebagai Bait Solomo dan dipergunakan sebagai istana kerajaan dan kandang kuda.

1119 Masehi: Masih dikuasai oleh kerajaan Katolik Roma, Baitul Maqdis berubah menjadi markas para Ksatria Templar dan mengalami beberapa perubahan struktural, termasuk perluasan serambi utara, penambahan kubah, dan sebuah dinding pembatas.

Sebuah gereja juga dibangun di situs tersebut, bersama dengan beberapa struktur bangunan lainnya. Para Ksatria Templar membangun paviliun berkubah di sisi barat dan timur bangunan. Paviliun barat saat ini berfungsi sebagai masjid untuk jemaah perempuan dan paviliun timur berfungsi sebagai Museum Islam.

1187 Masehi: Salahuddin Al Ayyubi, pendiri kekhalifahan Ayyubiyah yang berasal dari suku bangsa Kurdi (dekat Irak) dan lahir di Tikrit(Irak) datang dan merebut Yerusalem kembali ke tangan Islam. 

Penaklukan yang dilakukan oleh Salahudin al Ayyubi ini merupakan salah satu penaklukan Islam yang paling mahsyur di dunia. Pada masa ini, umat Katolik diperbolehkan untuk beribadah dan umat Yahudi yang dulu diusir diperbolehkan untuk kembali.

1260 Masehi: Yerusalem dan sekitarnya dikuasai oleh Dinasti Mamluk, sebuah dinasti Islam yang awalnya didirikan oleh budak-budak yang berasal dari Turki.

1517 Masehi: Kesultanan Utsmaniyah Turki yang disebut Ottoman merebut wilayah-wilayah yang dikuasai oleh dinasti Mamluk.

Sepanjang abad ke-16 dan 17,  Kesultanan Utsmaniyah adalah salah satu negara terkuat di dunia. Kesultanan ini mengendalikan sebagian besar Eropa Tenggara, Asia Barat/Kaukasus, Afrika Utara, dan wilayah Tanduk Afrika.

Di bawah kesultanan Utsmaniyah, semua orang dibebaskan untuk beragama sesuai dengan kepercayaannya masing-masing.

1914-1918 Masehi: Terjadi perang dunia pertama. Blok sekutu adalah Inggris, Perancis, dan Rusia. Sedangkan lawannya adalah Blok Sentral yaitu Jerman, Austria Hungaria, dan Italia. Utsmaniyah ikut serta dalam perang ini bersama Jerman. 

Perang dunia pertama dimenangkan oleh pasukan sekutu yaitu Inggris, Perancis, dan Rusia.

1922 Masehi: Kekalahan Utsmaniyah dalam Perang Dunia 1 menyebabkan kekaisaran Islam ini runtuh. Tepatnya pada 1 November 1922, wilayah Turki yang dulu dikuasai Utsmaniyah pun berubah menjadi negara demokrasi.

Akibat kekalahan Utsmaniyah, Liga Bangsa-bangsa menyerahkan daerah kekuasaan Utsmaniyah ke Inggris. 

 

1923 Masehi: Sebuah dokumen berjudul Mandat Inggris untuk Palestina yang diterbitkan tahun 1923 menyatakan adanya kekuasaan Inggris atas sebagain wilayah Levant(yang terdiri atas Palestina) dan negara-negara bekas kekuasaan Utsmaniyah sehingga mereka dapat berdiri sendiri.

Dalam mandat tersebut juga tercantum tugas Inggris untuk menciptakan tanah air nasional Yahudi di wilayah tersebut. Sebelum mandat tersebut keluar, Inggris memang telah mendukung adanya negara Yahudi melalui surat publik dari Menteri Luar Negeri Arthur James Balfour yang dikenal sebagai Deklarasi Balfour.

Mengutip Majalah Time, pada peta daerah tersebut yang melingkupi Yerusalem tahun 1929, tidak ada yang bertuliskan negara Israel, tapi Palestina. Negara ini berbatasan dengan Mesir, Yordania, dan Suriah.

1922 Masehi: Dimulai proses perpindahan kaum Yahudi yang tersebar di seluruh dunia untuk kembali ke Yerusalem. 

1933-1945 Masehi: Pembantaian sistematis terhadap 6 juta orang Yahudi Eropa oleh Nazi Jerman menyebabkan bangsa ini mulai berbondong-bondong datang ke Palestina.

Mereka awalnya diterima dengan tangan terbuka oleh orang-orang Palestina. Hingga akhirnya, karena merasa didukung oleh Inggris dan negara Eropa lainnya, mereka mulai merebut paksa pemukiman Palestina. 

Salah satu saksi sejarah perebutan pemukiman Palestina oleh Yahudi ini dialami oleh Mohammed Hadid, ayah dari supermodel Gigi Hadid. 

Mohammed Hadid menceritakan bahwa keluarganya menampung imigran Yahudi di Palestina. Namun ketika ibunya melahirkan di kota lain, dan hendak kembali ke rumahnya di Palestina, tenryata rumah tersebut sudah diambil oleh Yahudi yang dulu diterimanya dengan tangan terbuka.

1948 Masehi: Israel mendeklarasikan kemerdekaannya di wilayah Palestina. Israel memegang kendali atas 12 dari 15 kawasan penduduk Arab di Yerusalem danmenyebabkan lebih dari 30.000 orang Palestina mengungsi.

1967 Masehi: Terjadi perang selama enam hari. Israel memperluas administrasi dan yurisdiksinya atas Yerusalem Timur, mendirikan batas-batas munisipal baru.

Kini kawasan yang dalam peta dulu ditulis sebagai Palestina, menjadi terbagi. Warga Arab Palestina menempati sebagian kecil di Jalur Gaza dan di wilayah Tepi Barat. 

Di Jalur Gaza, kelompok Hamas memimpin pemerintahan Palestina. Sedangkan di Tepi Barat, pemerintahan dipegang oleh partai Fatah. 

Konflik kerap terjadi karena penduduk Yahudi merangsek ke pemukiman Palestina, dengan dukungan tentara Israel. Pengambilalihan lahan ini seringkali dilakukan dengan kekerasan. Padahal di wilayah tersebut warga Palestina telah tinggal selama ratusan tahun.

Diketahui bangsa Arab Palestina telah menempati Tanah Kanaan tersebut selama 1.385 tahun, sejak Khalifah Umar bin Khattab merebut tanah tersebut dari Romawi.

Bangsa Palestina berada dalam tekanan Israel. Untuk masuk dan keluar dari wilayah mereka harus dengan persetujuan Israel. Dan sering kali tidak diizinkan. 

Peta Palestina dan Israel di GoogleMaps. Tidak ada tulisan negara Palestina GoogleMaps

Penindasan modern terhadap bangsa Palestina ini telah berlangsung selama 75 tahun. Ini yang dijadikan alasan oleh Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023. 

Serangan tersebut digunakan Israel sebagai alasan untuk membalas serangan Hamas dengan cara memborbardir Jalur Gaza dan menutup perbatasan. Hamas juga diketahui menyerang Jalur Gaza menggunakan bom sulfur putih yang telah dilarang oleh PBB.

Asal usul perang Palestina dan Israel ini bermula saat adanya Mandat Inggris untuk Palestina dimana Inggris diberi kekuasaan untuk membentuk negara Israel. Sebuah negara yang belum pernah ada sebelumnya.***

Editor: Lasti Martina

Tags

Terkini

Terpopuler