"PM Pashinyan akan duduk kembali di meja perundingan dan mengatakan kepada Baku jika kami menyerahkan wilayah Zangezur karena kami tidak memiliki 50 miliar dolar AS untuk membayar kerusakan perang Di Nagorno-Karabakh,” ujar Eduard.
Hal ini terjadi karena setelah penandatanganan kesepakatan gencatan senjata antara Armenia dan Azerbaijan, warga Armenia yang berada di Nagorno-Karabakh membakar gedung-gedung juga rumah-rumah mereka sebelum meninggalkan wilayah ini.
Baca Juga: Tak Disangka, Gunung Semeru Meletus Dengan Tinggi Abu 2000 Meter
Azerbaijan yang tak terima hal tersebut melakukan gugatan ke Pengadilan Internasional karena Nagorno-Karabakh merupakan wilayah mereka dan pembakaran itu dicap sebagai tindakan kriminal yang dilakukan Armenia.
Alhasil, penyerahan wilayah Zangezur adalah jalan terakhir yang ditempuh Armenia karena tak punya uang untuk membayar kompensasi senilai 50 miliar dolar AS.
Baca Juga: Anies Baswedan Positif Covid-19, FPI: Tokoh Kita dan Semua Saat Ini Sedang Allah Uji Dengan Wabah
Perang antara Armenia dan Azerbaijan yang berebut wilayah Nagorno-Karabakh memang telah berakhir namun kondisi kedua negara masih belum pulih seratus persen seperti sedia kala.*** (Zona Jakarta/Beryl Santoso)
Editor: Hening Prihatini
Sumber: Zona Jakarta