Tak Disangka, Gunung Semeru Meletus Dengan Tinggi Abu 2000 Meter

- 1 Desember 2020, 15:57 WIB
Seleasa dini hari, warga mengungsi setelah Gunung Semeru erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran.
Seleasa dini hari, warga mengungsi setelah Gunung Semeru erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran. /Dok. Humas BNPB/

PORTAL PURWOKERTO – Gunung Semeru meletus pada Selasa, 1 Desember 2020, dengan tinggi abu 2 ribu meter dari pusat letusan. Hal tersebut dikabarkan BNPB melalui laman resminya.

Dalam keterangan tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan sekitar pukul 23.35 WIB pada Senin, 30 Desember, terlihat secara visual guguran lava pijar dari ujung lidah lava, perkiraan sejauh 1.000 meter sebelum Gunung Semeru benar-benar meletus.

Baca Juga: Ada Klaster Sekolah di Jateng, Ganjar: Tutup Wis Ora Usah Kesuen

Guguran lava panas ini diikuti dengan awan panas guguran yang tampak pada 01.23 WIB Selasa dini hari dengan jarak luncur 2.000 meter. Selanjutnya, Gunung Semeru meletus pada pukul 02.00 tadi pagi dengan awan panas guguran sudah mencapai 3.000 meter. 

Untuk mengantisipasi dampak buruk letusan Gunung Semeru, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang turun ke wilayah kawasan rawan bencana (KRB) I untuk memonitor situasi. 

Tim TRC yang turun ke warga membawa peralatan dan perlengkapan, seperti terpal,  matras,  masker,  paket lauk pauk,  tambahan gizi,  selimut,  air mineral dan P3K.

Baca Juga: Istimewa, Desember ini Sejumlah Artis K-Pop mulai BoA, Super Junior, Lee Seung Gi Bakal Comeback

Sejumlah warga tercatat mengungsi di titik-titik pengungsian yang telah disiapkan diantaranya Pos Gunung Sawur, SD Supiturang, dan masjid-masjid setempat. Sebanyak 500 jiwa dievakuasi dari wilayah terdampak letusan Gunung Semeru.

BPBD Kabupaten Lumajang telah meminta masyarakat Dusun Curah Koboan, Desa Supiturang dan Dusun Rowobaung, Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, serta Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro untuk keluar rumah karena potensi lahar panas yang dapat menerjang akibat dipicu oleh potensi hujan.

Halaman:

Editor: Hening Prihatini

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x