China Akan Dirikan Pangkalan Penelitian di Bulan, Bawa Sampel Batuan 1,7 Kilogram, NASA: Bagi Dong..

- 21 Desember 2020, 10:18 WIB
Ilmuan asal China saat menemukan batuan bulan
Ilmuan asal China saat menemukan batuan bulan /Pikiran Rakyat/PRIANGANTIMURNEWS AGUS

PORTALPURWOKERTO- China memiliki ambisi untuk membuat pangkalan penelitian di bulan. 

Untuk mewujudkannya, berbagai penelitian oleh para ilmuwan China telah dilakukan.

Terbaru, para peneliti asal China berhasil membawa batuan bulan yang beratnya 1,73 kilogram.

Baca Juga: Raih Golden Foot Award 2020, Cristiano Ronaldo: Terimakasih pada Fans di Seluruh Dunia

Batuan bulan ini berhasil dikumpulkan melalui misi Chang'e-5 dan telah dipindahkan ke laboratorium sampel pertama di Nasional Astronomical Observatories (NAO).

Sebagai informasi, NAO merupakan badan yang berlokasi di Beijing, di bawah Akademi llmu Pengetahuan China.

Dikutip dari Pikiran Rakyat:Ilmuwan China Berhasil Dapatkan 1,8 Kg Batuan Bulan, AS Berharap Dapat Kebagian Sampel, fasilitas ini akan memungkinkan penyimpanan sampel jangka panjang di lingkungan nitrogen dengan kemurnian tinggi dan memastikan tidak ada kontaminasi atau efek kimiawi selama proses penelitian.

"Penelitian ini tidak hanya membantu umat manusia memahami karakteristik fundamental Bulan, tetapi juga akan memberikan dasar bagi mesin bulan, pakaian antariksa astronot, dan area pendaratan untuk misi survei di masa mendatang," kata NAO, seperti dikutip dari SCMP.

Baca Juga: Tak Hanya Warga Purbalingga Patut Bangga, Patung Jenderal Sudirman Ada di Jepang loh! Pernah Mampir?

Upacara penyerahan sampel Bulan itu kepada CAS diadakan pada Sabtu, 19 Desember 2020 waktu China.
Wakil Perdana Menteri China Liu He, yang menghadiri acara tersebut, memuji misi Chang'e 5 sebagai 'tonggak penting dalam perjalanan untuk menjadi kekuatan luar angkasa'.

"Kita perlu mempertahankan tingkat urgensi yang tinggi, mempercepat langkah inovasi kita sendiri dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengembangan, memperhatikan dengan cermat pelatihan bakat dan memperdalam pertukaran dan kerja sama internasional," katanya.

Sebelumnya, Amerika Serikat dan Uni Soviet adalah negara pertama yang berhasil mengambil sampel Bulan selama misi pada 1960-an hingga 1970-an.


Program Chang'e China memiliki tujuan jangka panjang yakni mendirikan pangkalan penelitian di Bulan. Program ini juga mendapat banyak tantangan, termasuk kegagalannya.

Baca Juga: Wadidaw, Maksud Hati Merampok, Maling Ini Malah Terjepit Jendela dan Ditemukan Tak Bernyawa

Tetapi keberhasilan Chang'e 5 memberi para ilmuwan China kesempatan untuk memeriksa sampel bulan untuk pertama kalinya sejak 1978.

Tidak seperti sampel yang dikumpulkan oleh Amerika dan Soviet, sampel baru diambil dari wilayah bulan yang secara geologis lebih muda, yang berarti sampel itu dapat mengungkapkan informasi baru tentang sejarah satelit alami Bumi.

Kemajuan China dalam eksplorasi luar angkasa telah memicu kekhawatiran baru akan perlombaan luar angkasa dengan AS, dimana kedua negara adidaya tersebut tengah terlibat dalam persaingan untuk mendapatkan pengaruh di banyak bidang.

Setelah misi Chang'e 5 diluncurkan pada 24 November lalu, akun Twitter NASA membuat cuitan bahwa pihaknya berharap China 'berbagi datanya dengan komunitas ilmiah untuk meningkatkan pemahaman tentang bulan seperti yang dilakukan misi Apollo dan program Artemis.(Julkifli Sinuhaji/Pikiran Rakyat)

Editor: Dyah Sugesti Weningtyas

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah