13 Januari dalam Sejarah: Aksi Heroik Arland Williams di Kecelakaan Naas Pesawat FLA90

- 14 Januari 2021, 20:43 WIB
Harian The Washington Post memberitakan kecelakaan pesawat di Sungai Potomac.
Harian The Washington Post memberitakan kecelakaan pesawat di Sungai Potomac. /The Washington Post/Facebook U.S. COAST GUARD Newsfeed unofficial

Larry Wheaton memutuskan untuk tidak mendengarkan saran dari co-pilotnya. Ternyata, ia tak bisa lagi menunda penerbangan karena terdapat pesawat lain, 4 kilometer jauhnya, tengah menuju landasan pacu yang sama.

Sementara itu, dalam masa pesawat Air Florida 90 menunggu aba-aba lepas landas, sayap pesawat mulai diselimuti oleh es. Hari itu, Washington diselimuti salju dengan cuaca yang begitu dingin, di bawah titik beku, hanya minus 4 derajat celcius.

Baca Juga: Tembus di Atas Angka Kematian Covid Dunia, Banyumas Skrining 4000 Komorbid dan Lansia di 80 Desa

Ketika pesawat bergerak mendekati ujung landasan pacu, mereka hanya bisa terbang setinggi beberapa ratus meter. Tiga puluh detik setelah tinggal landas, pesawat Air Florida 90 terjun bebas menuju Jembatan 14th Street yang berada di atas Sungai Potomac. Jaraknya tak sampai satu kilometer dari landasan pacu bandara.

Pesawat Air Florida 90 tak hanya menabrak jembatan dan jatuh ke sungai, mereka juga turut serta menghantam enam mobil dan sebuah truk yang ada di atas jembatan. Akibatnya, tak hanya penumpang dari pesawat tersebut yang menjadi korban. Sebanyak empat orang terkena cedera fatal yang mematikan, satu orang terkena cedera berat, dan tiga orang luka-luka ringan.

Di sisi lain, sebanyak 73 orang dari total 79 orang yang ada di pesawat, meninggal di tempat. Enam orang yang selamat terapung di sungai dengan air yang dingin membeku.

Baca Juga: Syekh Ali Jaber Meninggal Hari Ini, Ustad Yusuf Mansur: Doakan Beliau Dengan Sholat Ghaib

Hari itu hari Rabu. Lalu lintas Washington sedang sibuk-sibuknya. Hal ini membuat upaya penyelamatan menjadi terhambat. Enam orang yang selamat masih terjebak di sungai yang dingin. Para saksi mata tak tahu apa yang harus dilakukan.

Beruntung, sebuah helikopter polisi datang dan segera memulai operasi penyelamatan yang amat berisiko. Aksi dramatis ini kemudian akan memunculkan dua orang pahlawan.

Tersebutlah Arland Williams, seorang korban selamat yang masih terapung. Ketika helikopter penyelamat mengulurkan tali penyelamat, ia justru mengoper talinya kepada penumpang lain yang lebih lemah darinya. Tidak sekali, tidak dua kali, tetapi lima kali.

Halaman:

Editor: Dyah Sugesti Weningtyas

Sumber: History


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x