Boikot Zara
Sentimen ini mencerminkan meningkatnya ketidakpuasan di kalangan konsumen yang menganggap pilihan pemasaran Zara tidak hanya tidak sensitif tetapi juga tidak menyenangkan.
Kesimpulannya, akumulasi tuduhan dan kontroversi seputar Zara, mulai dari afiliasi politik pemiliknya hingga citra tidak sensitif dalam kampanye baru-baru ini, telah menimbulkan kecurigaan luas mengenai dukungan merek tersebut terhadap pendudukan Israel di Palestina.
Ketika seruan boikot kian marak, Zara tidak hanya menghadapi tantangan dalam hal citra publiknya namun juga dalam mendamaikan pengaruh globalnya dengan sensitivitas lingkungan yang bermuatan politik.***