PORTAL PURWOKERTO - Mau bukti jika Google mendukung Israel, pernah mendengar pemecatan seorang karyawan Google karena memprotes keras perusahaan tersebut karena mengijinkan militer Israel menggunakan teknologi Google.
Pegawai yang dipecat oleh Google adalah insinyur Google Cloud dia memprotes Proyek Nimbus, dengan nilai kontrak sebesar 1,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp18,6 triliun agar pemerintah Israel bisa akses layanan Cloud dari Google dan Amazon.
“Proyek Nimbus menempatkan anggota komunitas Palestina dalam bahaya, tidak ada apartheid awan, ” ujar mantan karyawan Google tersebut.
Menurutnya, Google telah mengalami kemunduran atas keterlibatan mereka dalam Proyek Nimbus dengan Israel seperti dikutip dari Antara.
Bukti dukungan Google terhadap Israel lainnya ketika Google membeli perusahaan rintisan keamanan siber asal Israel, untuk Siemplify memperkuat sistem keamanan mereka.
Google telah membayar tunai akuisisi tersebut senilai 500 juta dolar Amerika Serikat.
Siemplify yang dipimpin CEO Amos Stern, bergerak dalam bidang orketrasi keamanan, solusi otomasi serta respons.
Google menyebut jika platform Siemplify akan diintegrasikan ke komputasi awan Google Cloud, dan akan dijadikan sebagai pondasi kapabilitas yang akan mereka investasikan.
Akuisisi tersebut bakal membantu Google mencari sistem keamanan siber dari Timur Tengah, Siemplify proyek kesepakatan bisnis pertama Google di Israel.
Sejak perang Israel-Hamas pecah pada Oktober 2023 lalu, karyawan telah mengadakan “di-in” di kantor perusahaan di San Francisco, mereka memprotes kontrak layanan Cloud, dan lebih dari 600 karyawan menandatangani surat yang mendesak Google agar segera berhenti mensponsori konferensi Mind the Tech.
Bagaimana dengan microsoft ,jika klaim microsoft pro Israel benar adanya dan pantas untuk diboikot?
Sejumlah pimpinan perusahaan teknologi besar juga mengeluarkan berbagai pernyataan keras terhadap Serangan Hamas terhadap Israel 2023.
Selain itu perusahaan platform media sosial juga telah mengambil langkah untuk menghapus konten yang berisi pujian dan serta dukungan signifikan terhadap Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dari platformnya dilansir. spiritofaqsa.or.id.
Termasuk CEO Microsoft Satya Nadella dalam postingan di platform media sosial X bahwa dia menyatakan kesedihannya, “sangat sedih dengan serangan mengerikan terhadap Israel,”
Amazon, Google, Meta, Microsoft, dan Bank Amerika memberikan sumbangan jutaan dollar untuk mendukung Israel.Mereka adalah perusahaan teknologi yang menguasai dunia.Teknologi mereka dipakai segala bidang di dunia, dari anak sekolah rumah tangga dari ekonomi hingga pertahanan, apa berani boikot mereka.***