PORTAL PURWOKERTO - Sebelum kedua negara, Armenia dan Azerbaijan, menyepakati perjanjian gencatan senjata pada Selasa waktu setempat, konflik sempat memanas di Nagorno-Karabakh.
Selama enam minggu terakhir, situasi di wilayah tersebut mencekam. Azerbaijan dan Armenia terlibat dalam pertempuran sengit atas wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan.
Baca Juga: Apa yang Terjadi di Nagorno-Karabakh, Bekas Negara Uni Soviet? Ini Sejarahnya
Seperti yang dilansir Portal Purwokerto dari Al Jazeera, sejak pertempuran dengan pasukan Azeri meletus pada 27 September, jumlah korban tewas militer dari pihak Armenia sebanyak 729 dengan 36 warga sipil etnis Armenia tewas.
Pihak Azerbaijan tidak mengungkapkan korban dari kalangan militer namun sebanyak 60 warga sipil Azeri sejauh ini tewas.
Perang terburuk meletus kembali pada Senin. Kedua negara melanggar kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati Sabtu setelah kesepakatan serupa yang ditengahi oleh Rusia seminggu sebelumnya pun gagal menghentikan pertempuran terburuk di Kaukasus Selatan sejak 1990-an.
Baca Juga: Beri Dukungan bagi JKT48, #KamiBersamaJKT48 Menggema
Armenia dan Azerbaijan saling menuduh melanggar gencatan senjata dalam beberapa jam setelah tenggat waktu yang disepakati.
Pada hari Senin, pejabat etnis Armenia di Nagorno-Karabakh mengatakan pasukan Azeri menembaki posisi mereka di wilayah utara dan selatan dari garis kontak yang memisahkan mereka.