PORTAL PURWOKERTO - Sempat beredar video unggaahan di media sosial yang menyebutkan ada asap putih yang keluar dari pesawat.
Disebutkan jika asap putih tersebut adalah zat beracun disebarkan di pesawat atau disebut chemtrail.
Akan tetapi faktanya, unggahan video yang disebutkan berada di Bandung, adalah hoaks atau berita bohong.
Cek fakta dari laman kominfo.go.id, pada 16 Maret 2022, garis putih seperti awan yang dianggap penyebaran zat beracun di pesawat sebenarnya adalah jejak kondensasi pesawat atau condensation trail.
Hal ini adalah fenomena yang biasa terjadi saat pesawat melintas di langit. Jejak kondensasi pesawat tercipta karena pengembunan udara dari asap pesawat yang mengandung uap air.
Akhirnya terjadi kondensasi akibat suhu udara atmosfer yang dingin dan terbentuklah jejak mirip awan saat pesawat melintas.
Berdasarkan KBBI, kondensasi adalah perubahan uap air atau gas menjadi benda cair pada suhu udara di bawah titik embun.
Kepala Sub Bidang Layanan Informasi Penerbangan BMKG Ismanto Heri memberi penjelasan bahwa tidak ada chemtrail atau penyebaran zat beracun di pesawat yang terjadi di Indonesia.
Ismanto juga menjelaskan, secara umum bahan kimia yang dilepaskan dengan sengaja tidak memiliki jejak setegas kondensasi pesawat, baik dari sebaran maupun warnanya.
Teori Chemtrail sendiri sudah ada sejak tahun 1996. Di berbagai belahan dunia, jejak kondensasi pesawat sering dikaitkan dengan teori chemtrail.
Penganut teori ini mempercayai bahwa chemtrail sengaja disemprotkan pemerintah melalui udara untuk mengendalikan populasi atau mengurangi jumlah manusia secara diam-diam.
Di Indonesia, penyebaran isu chemtrail ini cukup berkembang. Dalam video yang beredar di media sosial, chemtrail terjadi di Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Bali, Semarang, Makassar, dan Cirebon.
Sekali lagi ditegaskan, informasi ini adalah hoaks. Jejak mirip awan di belakang pesawat yang melintas adalah hal biasa yang terjadi dan sama sekali bukan zat beracun yang disebarkan.***