PORTAL PURWOKERTO - Simak rangkuman film G30S PKI yang tayang malam ini Jumat, 30 September 2022.
Film Pengkhianatan G30S/PKI atau yang dikenal sebagai film G30S PKI akan ditayangkan di beberapa stasiun TV nasional.
Sebelumnya, film G30S PKI telah ditayangkan di beberapa stasiun TV seperti di ANTV, TransTV dan Trans7 pada akhir bulan September 2022.
Puncaknya, penayangan film G30S PKI akan ditayangkan malam ini, Jumat 30 September 2022 di TVOne pada pukul 20.00 WIB.
Rangkuman film G30S PKI adalah rangkuman dari film yang berdurasi sekitar 3,5 jam atau tepatnya 271 menit.
Film ini adalah salah satu propaganda Orde Baru dalam usaha mengingatkan bahaya laten komunisme di Indonesia.
Film G30S PKI ditayangkan pada 30 September 1985 di TVRI. Sejak saat itu, setiap tahun TVRI menayangkan film propaganda ini hingga tahun 1998 ketika era Orde Baru selesai.
Alasan pemberhentian penayangan film ini adalah tidak sesuai dengan dinamika reformasi yang terjadi pada 1998.
Baca Juga: Siapa Jenderal yang Selamat dari G 30 S PKI Tahun 1965 dan Bagaimana Caranya Lolos dari Maut
Beberapa tahun belakang ini beberapa TV nasional kembali menayangkan film G30S PKI kembali.
Berikut rangkuman film G30S PKI yang tayang pada 30 September 2022:
Sebuah narasi panjang mengenai PKI dan Indonesia memulai film Pengkhianatan G30S/PKI. Monumen Lubang Buaya juga disorot menjadi fokus pertama film ini.
Setelah itu, berita mengenai hal-hal buruk yang telah dilakukan oleh PKI dijelaskan. Termasuk penganiayaan di pesantren dan terlibat dalam konflik buruh.
Kisah kemudian berlanjut ke Istana Bogor, tempat Presiden Soekarno dirawat karena sakit. Dokter kepresidenan saat itu berasal dari Tionghoa memberi kabar mengejutkan.
Ketika itu presiden pertama Republik Indonesia tersebut sudah berusia 64 tahun dan kondisi kesehatannya memburuk. Bahkan diprediksi tidak lama lagi akan meninggal dunia.
Soekarno di masa terakhirnya terkenal dengan ideologi berupa Nasakom yaitu nasionalisme, agama dan komunisme.
Menurunnya kondisi Soekarno sebagai pendukung PKI untuk berkiprah di politik Indonesia menimbulkan kekhawatiran petinggi PKI seperti DN Aidit dan Syam Kamaruzaman.
Akibatnya, PKI saat itu menyusup ke sejumlah posisi penting baik di pemerintahan maupun di angkatan bersenjata.
Namun gerakan PKI ditentang oleh sejumlah jenderal Angkatan Darat. Melemahnya Presiden Soekarno dikhawatirkan akan merugikan PKI.
Dalam film G30S PKI, diketahui bahwa gerakan untuk mencoreng nama jenderal Angkatan darat dan rencana untuk kudeta terhadap pemerintahan yang sah telah terjadi beberapa bulan sebelum September 1965.
Baca Juga: Kapten Pierre Tendean, Pahlawan Revolusi Termuda yang Penuh Potensi dan Pemberani Korban G30S PKI
Rapat-rapat PKI yang diadakan di kediaman Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit yang merupakan Sekjen PKI sekaligus Wakil Ketua MPR Sementara 1 pada tanggal 8-12 Agustus.
Beberapa tokoh penting yang menghadiri rapat tersebut diantaranya adalah Syam Kamaruzaman dan Letkol Untung Syamsuri serta Kolonel Abdul Latief yang merupakan komandan pasukan pengawal Presiden, Cakrabirawa.
Di bawah komando Syam, PKI menghembuskan isu bahwa ada kelompok Dewan Jenderal yang berusaha menggulingkan Presiden Soekarno.
Yang termasuk ke dalam Dewan Jenderal ini adalah para jenderal Angkatan Darat yang selama ini melawan keberadaan PKI.
Baca Juga: Berapa Kedalaman Lubang Buaya? Sumur Maut Tempat Pembuangan Jasad 7 Pahlawan Revolusi G30S PKI
Isu ini diharapkan akan membuat masyarakat cemas sehingga mendukung tindakan PKI yang akan membantai Dewan Jenderal.
Ada 7 jenderal yang menjadi target penculikan PKI dalam Gerakan 30 September 1965. Mereka adalah tokoh penting dalam pemerintahan dan Angkatan Darat.
Mereka adalah Ahmad Yani, R. Suprapto, MT Haryono, S. Parman, DI Pandjaitan, Sutoyo Siswomiharjo dan AH Nasution.
Pasukan Cakrabirawa mengepung satu persatu rumah ketujuh jenderal tersebut. Beberapa jenderal sempat mengulur waktu dan melawan yang berakibat pada penembakan di tempat.
Dalam usaha penculikan tersebut, 3 jenderal dibawa hidup-hidup, 3 jenderal tewas di bunuh di rumah dan satu jenderal lolos dari maut.
Jenderal Ahmad Yani, Mayjend MT Haryono, dan Brigjend DI Pandjaitan tewas di rumah masing-masing setelah melakukan perlawanan.
Letjend R. Suprapto, Mayjend S. Parman, dan Brigjend Sutoyo Siswomiharjo dibawa hidup-hidup. Sedangkan Jenderal AH Nasution berhasil lolos dari maut.
Sayangnya, ada korban dari rumah Jenderal AH Nasution yaitu Ade Irma Suryani, puteri bungsu Jenderal AH Nasution dan Kapten Pierre Tendean, ajudan Jenderal AH Nasution.
Baca Juga: Download Film G30S PKI Full HD 720p Bukan LK21, Siapkan Kuota Kalian Nonton Secara Legal
Enam jenderal dan seorang ajudan dibawa ke kawasan latihan PKI di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.
Ketiga jenderal ini disiksa dengan sangat mengerikan di sebuah gubuk di lokasi yang sama hingga tewas. Sebelumnya mereka dipaksa menandatangani surat yang berisi rencana Dewan Revolusi.
Di luar gubuk tempat mereka disiksa, terdengar nyanyian lagu-lagu khas PKI dan diiringi dengan teriakan-teriakan cemooh.
Ketujuh jasad tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sebuah lubang yang merupakan bekas sumur lama dan ditutup tanah serta sebuah pohon pisang ditanam di atasnya.
Keesokan paginya, tanggal 1 Oktober 1965 anak buah Letkol Untung mengambil alih kantor RRI (Radio Republik Indonesia) dan menyatakan PKI telah menumpas gerakan Dewan Jenderal yang hendak melakukan kudeta.
Namun hal ini dibantah oleh Mayjend Soeharto yang segera mengambil langkah taktis untuk menumpas PKI serta menghentikan gerakan PKI.
Karena kekosongan kekuasaan di Angkatan Darat, Mayjend Soeharto mengambil alih sementara kekuatan Angkatan Darat.
Tindakan pun diambil dengan memburu yang terlibat dengan peristiwa G30S PKI dan menemukan lokasi jasad 7 Pahlawan Revolusi.
Baca Juga: Jenderal yang Terbunuh dalam Peristiwa G30S PKI di Jakarta Ada 6, Bukan 7!
Penemuan lokasi tersebut dibantu oleh Ajun Komisaris Polisi Soekitman yang sempat diculik dan menjadi saksi kekejaman PKI pada 3 Oktober 1965. Soekitman dibebaskan pada pagi hari usai penculikan tersebut terjadi.
Jenazah 7 Pahlawan Revolusi yang berada di dalam sumur dengan kedalaman 12 meter itu berhasil ditarik ke atas pada 4 Oktober 1965.
Pemakaman 7 Pahlawan Revolusi dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 1965 yang juga bertepatan dengan Hari TNI atau Hari ABRI.
Jenazah 7 Pahlawan Revolusi dimasukkan di dalam peti dan diusung di atas tank TNI. Proses pemakaman tersebut dihadiri puluhan ribu masyarakat yang memadati sepanjang jalan menuju Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Baca Juga: Profil Letkol Untung, Sosok yang Diduga Sebagai Dalang Peristiwa G30S PKI 1965
Berita potongan koran Berita Yudha yang menyatakan penumpasan pengkhianatan PKI ditayangkan di bagian akhir film.
Suara korban selamat, Jenderal AH Nasution bergema pada bagian akhir film yang menyatakan kesedihan tapi juga optimisme bahwa Indonesia akan bangkit dan jasa pahlawan akan terus dikenang.
Akhirnya, film ini juga menyebutkan berita penangkapan Letkol Untung komandan Cakrabirawa dan desakan masyarakat untuk pembubaran PKI.
Isi rangkuman G30S PKi adalah sejarah singkat G30S/PKI, tujuan G30S PKI, tokoh G30S PKI, serta penumpasan pengkhianatan G30S PKI oleh Mayjen Soeharto yang kemudianmenjadi Presiden kedua Indonesia.***