BAHAYA Apakah Melihat Gerhana Matahari Bisa Menyebabkan Kebutaan, Ini Cara yang Aman

19 April 2023, 15:15 WIB
BAHAYA Apakah Melihat Gerhana Matahari Bisa Menyebabkan Kebutaan, Ini Cara yang Aman /Twitter BMKG

PORTAL PURWOKERTO - Apakah melihat gerhana matahari bisa menyebabkan kebutaan? Pada Kamis, 20 April 2023 hampir seluruh wilayah Indonesia akan dilewati lintasan Gerhana Matahari Hibrida.

Fenomena alam ini terjadi sangat jarang. Bahkan terakhir kali Gerhana Matahari Hibrida terjadi adalah 2016 tahun lalu. Banyak orang yang menyangka bahwa gerhana matahari dapat dilihat dengan mata telanjang. Namun ternyata hal tersebut dilarang keras.

"Melihat matahari secara langsung untuk waktu yang lama dapat membakar retina atau makula dan merusak saraf mata yang merupakan sentral penglihatan," kata Prof. dr. Suhardjo, Dokter Spesialis Mata RSUP Dr Sardjito dan Fakultas Kedokteran UGM, seperti dilansir dalam situs resmi UGM.

Baca Juga: Tips Mudik Aman dan Lancar Saat Lebaran 2023, Nomor 5 Wajib Tahu!

Bahaya melihat gerhana matahari secara langsung tak lain karena adanya sinar ultraviolet B yang dipancarkan matahari. Meskipun saat gerhana berlangsung matahari akan tertutup oleh bulan, namun sinar ultraviolet yang dipancarkan tetap berbahaya.

Paparan langsung yang diterima oleh mata manusia ketika melihat matahari tanpa perantara dapat mengakibatkan retinopathy solaris atau kerusakan pada retina. Akibatnya, pengelihatan dapat terganggu yang berdampak menjadi menderita rabun.

"Secara fisik memang mata terlihat baik-baik saja. Kerusakan ini hanya bisa diketahui ketika mengamati retina dengan alat khusus. Saya baru satu kali menerima pasien yang mengalami kerusakan ini, yaitu pada seorang anak yang melihat matahari secara langsung selama hampir 15 menit," ujar Prof. dr. Suhardjo.

Baca Juga: Kronologi Kecelakaan Mobil Tergelincir Masuk Perlintasan Kereta Api Tambak Sumpiuh Banyumas dan Upaya Evakuasi

 

Selain dilarang melihat gerhana matahari dengan mata telanjang, melihat menggunakan lensa kacamata biasa atau lensa kamera tanpa filter khusus juga sebaiknya dihindari. Pasalnya, kedua media perantara tersebut masih berisiko karena belum cukup menyerap sinar ultraviolet B yang berbahaya bagi mata.

NASA (National Aeronautics and Space Administration), sebuah Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat memberikan solusi bagi masyarakat yang ingin menyaksikan Gerhana Matahari dengan menggunakan media perantara. Diantaranya adalah menggunakan Filter Solar Alumunium Crom yang erbuat dari film hitam putih negatif yang telah di paparkan sinar matahari, kacamata Welding atau kacamata las dan Pinhole.

Pinhole yakni dua kertas putih yang satu dilubangi dan yang lain digunakan untuk melihat pantulannya. Kertas putih yang dilubangi berfungsi untuk mengintip pantulan matahari yang dihasilkan oleh kertas yang satunya, sehingga cara ini harus dilakukan dengan membelakangi matahari.

Baca Juga: Bank BCA Tutup Lebaran 2023 Mulai Kapan, Jadwal Operasional Bank Besar di Indonesia Ada BRI dan BNI

Selain itu, di beberapa tempat pengamatan gerhana matahari telah disediakan kacamata gerhana matahari. Melihat gerhana matahari menggunakan kacamata khusus ini dapat mengurangi resiko negatif dari sinar ultraviolet B. Teropong khusus yang dimiliki oleh BMKG juga dapat melihat gerhana matahari dengan aman dan jelas. 

Apakah melihat gerhana matahari bisa menyebabkan kebutaan, bila dilihat secara langsung menggunakan mata telanjang dapat mengakibatkan kebutaan. Namun apabila dilihat melalui kacamata khusus ataupun teropong khusus, maka tidak akan berbahaya bagi mata.***

Editor: Lasti Martina

Sumber: UGM

Tags

Terkini

Terpopuler