PORTALPURWOKERTO- Pria asal Tasikmalaya, Muslim (50) kini harus meringkuk dibalik tahanan karena menjadi tersangka pemilik 45 pohon ganja di rumahnya sendiri.
Muslim digerebek bnn Kota Tasikmalaya yang melakukan penyelidikan selama dua bulan di Kampung Cisirah, Desa Dirgahayu, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa, 20 Oktober 2020, sebagaimana yang dikutip Portal Purwokerto dari Pikiran Rakyat: Budidaya Ganja di Polybag Bertahun-tahun, Mulim Warga Tasikmalaya Andalkan Kemampuan Meracik Pupuk
Baca Juga: Cara Cek Kode Verifikasi eform.bri.co.id/bpum Untuk Lihat Penerima BLT UMKM Rp2,4 Juta
Portal Purwokerto merangkum beberapa fakta soal budidaya ganja yang dilakukan oleh Muslim:
1. Bermodal Biji Ganja
Muslim melakukan penyemaian sendiri, bermodalkan biji ganja. Seperti yang disampaikan oleh Kepala BNN Kota Tasikmalaya, Tuteng Budiman.
Adapun jenis pohon ganja yang ditanam merupakan jenis pohon ganja Aceh.
Baca Juga: Warga Timor Leste: Kami Merdeka, Tapi Tak ada Sandang Pangan
2. Tanam di Polybag
Ganja yang dibudidaya Muslim ditanam di Polybag. Ia juga memberikan pupuk organik agar tanaman ganja bisa tumbuh lebih cepat.
3. Racik Pupuk Organik Sendiri
Tuteng mengatakan, Muslim meracik pupuk organik sendiri yang membuat tanaman ganja miliknya jadi berdaun lebih lebat dan banyak. Hal ini memberikan keuntungan tersendiri karena pohon ganja yang ditanam Muslim lebih cepat panen dari biasanya.
4. Tanam di Atap Rumah
Muslim meletakkan tanaman ganja di atap rumah. Tak ada tetangga dekat rumah yang curiga. Bahkan para warga hanya mengetahui Muslim sebagai petani durian yang punya banyak lahan.
5. Memakai Ganja Sejak Masih Kecil
Kepada polisi, Muslim mengaku sudah menggunakan ganja sejak kecil. Ia mendapatkan inspirasi untuk budidaya ganja yang ditanam dalam polybag.
Budidaya ganja sendiri sudah dilakukan sejak tujuh tahun lalu.
Baca Juga: Usai Lancashire dan Liverpool City, Giliran Manchester Dilockdown
Dalam melakukan aksi budidayanya, Muslim tidak sendiri. Ia juga dibantu empat rekan. Adapun omzet yang diterima belum diketahui secara pasti.***(Pikiran Rakyat/Asep M Saefuloh)