Zainal menegaskan agama apapun di muka bumi ini, termasuk di Indonesia dan di Sulawesi Tengah, tidak mengajarkan dan membenarkan perilaku membunuh sesama manusia.
Sebaliknya, agama mengajarkan kepada seluruh penganutnya untuk saling menyayangi, menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, walaupun agama berbeda.
Karena itu, Zainal Abidin menilai keliru bila peristiwa di Desa Lembantongoa dikaitkan dengan agama tertentu.
Baca Juga: Mencekam, 4 Warga Sigi Sulawesi Tengah Dibantai, Warga Lain Sembunyi di Hutan
"Meski pelaku dan korban adalah umat beragama, tetapi tidak ada agama yang mengajarkan umatnya untuk membunuh umat beragama yang lain, kalau terjadi, maka itu adalah oknum," kata dia.
Karena itu, FKUB Sulteng, kata Zainal, turut berduka dengan musibah atas meninggalnya empat orang warga Desa Lembantongoa.
Satu keluarga di Desa Lembantongoa, Kabupaten Sigi, dibunuh oleh orang tak dikenal pada Jumat, 27 November sekitar pukul 09.00 WITA pagi.
Baca Juga: Luhut Binsar Pandjaitan, Dijuluki Menteri Segala Urusan, Apa Saja Menteri Yang Pernah Dijabatnya?
Menurut Sekretaris Desa Lembantongoa, Rifai, korban berjumlah empat orang ''Dari informasi saya dapatkan ada empat orang. itu mertua, anak, menantu,'' ungkapnya
Lokasi pembunuhan itu memang sangat sepi dan hanya ditempati beberapa kepala keluarga.