Lulus sekolah, dia mengajar di Meisjes Vervelog School (MVS) di Bengkulu. Bahkan dia diangkat menjadi kepala sekolah. Sambil mengajar dia tetap menulis dengan menggunakan beberapa nama samara diantarana Selasih, Sri gunung dan lainnya.
Pada tahun 1933, dia menerbitkan novel pertamanya ‘Kalau Tak Untung’ diterbitkan oleh Balai Pustaka. Novel keduanya diterbitkan empat tahun kemudian di tahun 1937 berjudul Karena Keadaan.
Karya lainnya yakni antologi puisi dan sebuah cerita anak-anak sebelum tahun 1986. Selanjutnya di tahun 1986 dia menelurkan novel Kembali ke Pangkuan Ayah.
Selanjutnya dia juga masih menerbitkan dua antologi puisi dan sebuah film dokumenter tentang kisah hidupnya.
Dia memiliki suami bernama Ismail, dan anak bernama Suharyati Ismail dan Tini Hadad yang kini menjadi seorang aktivis di Indonesia.***