PORTAL PURWOKERTO - Akhir-akhir ini sedang ramai di Twitter dan menjadi trending topic terkait nama dr Siti Nadia Tarmizi.
Usut punya usut ternyata terkait dengan petisi yang dibuat seseorang dan ditujukan pada dr Siti Nadia Tarmizi, Kemenkes, dan Presiden Jokowi.
Petisi yang digagas oleh Lis Sinatra tersebut berisi tentang keberatannya pada kebijakan pemberlakuan kartu vaksinasi untuk memasuki sebuah pusat perbelanjaan.
Menurutnya hal itu dirasa kurang efektif, terutama pada penderita komorbid yang belum atau tidak menerima vaksin.
Hal ini tentu saja akan berpotensi memunculkan niat untuk beramai-ramai berburu sertifikat vaksin palsu untuk sekadar memenuhi hasrat mereka.
Petisi yang telah ditandatangani hampir 10 orang ini sejatinya ditujukan kepada dr Siti Nadia Tarmizi dan Presiden Jokowi.
Sebelumnya telah dikabarkan bahwa angka kasus corona mengalami penurunan yang drastis, menurut dr Siti Nadia Tarmizi disebabkan karena sinergi antara warga dan pemerintah selama masa PPKM.
Strategi dan upaya adaptif yang cepat dari fasyankes dan pelayanan isoter, serta komitmen dari para nakes ikut menyokong keterisian RS yang berkurang.
Seperti diketahui dr Siti Nadia Tarmizi merupakan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes sekaligus Jubir Vaksinasi Covid-19.
Perempuan kelahiran Palembang ini mengenyam pendidikan kedokteran umum di Universitas Indonesia pada 1996 silam.
Dia juga telah menyelesaikan gelar master Epidiomologi dan pernah meraih penghargaan Bhakti Karya Husada Dwi Windu untuk baktinya selama 16 tahun.
Sebelum fokus menangani vaksinasi Covid-19, dr Siti Nadia Tarmizi dikenal sangat berpengalaman dalam menangani Tuberkolusis Resistan (TB).
Sebelumnya dia juga dipercaya sebagai Manajer Program AIDS Nasional, bertanggungjawab mengelola program HIV atau AIDS dan IMS di Indonesia.
Bersama 4 orang lainnya, dr Siti Nadia Tarmizi termasuk bagian dari 5 orang Jubir Vaksinasi Covid-19 yang ditunjuk oleh pemerintah.
Kelima orang tersebut yaitu, Wiku Adisasmito, Reisa Broto Asmoro, dr Siti Nadia Tamizi, Lucia Rizka Andalusia, dan Bambang Heriyanto.***