Ogoh-ogoh diarak dengan memainkan alunan gamelan khas Bali yang diberi nama Bleganjur.
Selain itu ogoh-ogoh yang berwujud Bhuta Kala atau roh jahat yang mengganggu manusia akan dibakar sebagai bentuk pemusnahan segala hal buruk dan jahat di dunia.
Setelah arak-arakan ogoh-ogoh selesai, umat Hindu akan menjalani rangkaian Hari Raya Nyepi mulai dari amati geni atau tidak menyalakan api, amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan).***