Ismanto juga menjelaskan, secara umum bahan kimia yang dilepaskan dengan sengaja tidak memiliki jejak setegas kondensasi pesawat, baik dari sebaran maupun warnanya.
Teori Chemtrail sendiri sudah ada sejak tahun 1996. Di berbagai belahan dunia, jejak kondensasi pesawat sering dikaitkan dengan teori chemtrail.
Penganut teori ini mempercayai bahwa chemtrail sengaja disemprotkan pemerintah melalui udara untuk mengendalikan populasi atau mengurangi jumlah manusia secara diam-diam.
Di Indonesia, penyebaran isu chemtrail ini cukup berkembang. Dalam video yang beredar di media sosial, chemtrail terjadi di Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Bali, Semarang, Makassar, dan Cirebon.
Sekali lagi ditegaskan, informasi ini adalah hoaks. Jejak mirip awan di belakang pesawat yang melintas adalah hal biasa yang terjadi dan sama sekali bukan zat beracun yang disebarkan.***