Sinopsis G30S PKI, Pembunuhan Terhadap 7 Pahlawan Revolusi yang Mengubah Indonesia

- 28 September 2022, 16:12 WIB
Sinopsis G30S PKI, Pembunuhan Terhadap 7 Pahlawan Revolusi yang Mengubah Indonesia
Sinopsis G30S PKI, Pembunuhan Terhadap 7 Pahlawan Revolusi yang Mengubah Indonesia /Instagram @kuechink

PORTAL PURWOKERTO - Sinopsis G30S PKI berkisah tentang sejarah detik-detik terjadinya peristiwa Gerakan 30 September yang dilakukan oleh PKI.

Film Pengkhianatan G30SPKI ini merupakan salah satu karya besar sineas Indonesia Arifin C Noer yang biasanya ditayangkan setiap tanggal 30 September di televisi.

PKI adalah kepanjangan dari singkatan Partai Komunis Indonesia. PKI adalah sebuah partai politik berhaluan komunis pertama dan terakhir di Indonesia.

Baca Juga: Profil 7 Pahlawan Revolusi Korban G30S PKI, Inilah Nama-Nama Jenderal yang Diculik PKI

PKI mengeksplorasi ide-ide Marxisme yang kerakyatan dan tidak berpihak kepada kaum kaya. Beberapa tokoh PKI yang muncul pada film ini termasuk DN Aidit, Syam Kamaruzzaman, dan Kolonel Untung.

Sinopsis G30S PKI dimulai dari rapat-rapat yang berlangsung beberapa bulan sebelum terjadinya peristiwa G30S PKI.

Film ini berdurasi lebih dari 3,5 jam dan menggambarkan secara garis besar peristiwa yang terjadi serta konflik yang ada.

Baca Juga: Mengulas Rumah Penyiksaan Pemberontakan G30S PKI yang Jadi Sejarah Kelam di Tahun 1965

Sinopsis film G30S PKI berkisah tentang sejarah singkat G30S/PKI, tujuan G30S PKI, tokoh G30S PKI, korban keganasan PKI yang merupakan 7 Pahlawan Revolusi serta penumpasan pengkhianatan G30S PKI.

Film G30S PKI dibuka dengan gambaran masyarakat saat itu ketika kondisi ekonomi merosot dan kondisi kesehatan Presiden Soekarno yang memburuk.

Maklum ketika itu presiden pertama Republik Indonesia ini sudah berusia 64 tahun. Saat itu Soekarno terkenal dengan ideologinya Nasakom yaitu nasionalisme, agama dan komunisme.

Menurunnya kondisi Soekarno sebagai pendukung PKI untuk berkiprah di politik Indonesia menimbulkan kekhawatiran petinggi PKI seperti DN Aidit dan Syam Kamaruzaman.

Baca Juga: Lirik Lagu Genjer Genjer yang Dilarang Dinyanyikan Usai G30S PKI, Sejarah Lagu ini Identik dengan PKI

Pasalnya, meskipun PKI merupakan salah satu partai besar, namun beberapa partai lainnya termasuk partai Islam Masyumi telah menyerukan pembubaran PKI sejak tahun 1957.

Dalam rangka menarik perhatian masyarakat, PKI menginisiasi sejumlah gerakan yang melibatkan masyarakat seperti SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Gerwani, Barisan Tani Indonesia (BTI), dan Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra).

Saat itu PKI juga telah menyusup ke sejumlah posisi penting baik di pemerintahan maupun di angkatan bersenjata.

Namun gerakan PKI tetap ditentang oleh sejumlah jenderal Angkatan Darat. Melemahnya Presiden Soekarno karena kondisi kesehatannya dikhawatirkan akan merugikan PKI.

Baca Juga: Mengenal Sosok DN Aidit, Dedengkot PKI yang Dieksekusi Karena Peristiwa G30S PKI, Kematiannya Penuh Misteri

Dalam film G30S PKI, diketahui bahwa gerakan untuk mencoreng nama jenderal Angkatan darat dan rencana untuk kudeta terhadap pemerintahan yang sah telah terjadi beberapa bulan sebelum September 1965.

Rapat-rapat PKI yang diadakan di kediaman Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit yang merupakan Sekjen PKI sekaligus Wakil Ketua MPR Sementara 1 pada tanggal 8-12 Agustus.

Rapat tersebut dihadiri oleh staf biro khusus PKI Syam Kamaruzaman yang merupakan otak di balik peristiwa G30S PKI.

Syam juga yang mengikutsertakan beberapa orang dekat Presiden Soekarno untuk turut serta dalam G30S PKI, yaitu komandan pasukan pengawal Presiden Cakrabirawa, Letkol Untung Syamsuri dan Kolonel Abdul Latief.

Baca Juga: Kapan Film G30S PKI Tayang di TV 2022? Ini Update Stasiun TV yang Tayangkan Film Bersejarah dan Link Streaming

Di bawah komando Syam, PKI menghembuskan isu bahwa ada kelompok Dewan Jenderal yang berusaha menggulingkan Presiden Soekarno. Dewan Jenderal ini adalah para jenderal angkatan darat.

Isu ini diharapkan akan membuat masyarakat cemas sehingga mendukung tindakan PKI yang akan membantai Dewan Jenderal.

Setidaknya ada 5 tokoh PKI yang berperan dalam peristiwa G30S PKI, yaitu DN Aidit, Syam Kamaruzaman, Brigjen Soepardjo, Letkol Untung Syamsuri, dan Kolonel Abdul Latief.

Ada 7 jenderal yang menjadi target penculikan PKI, yaitu Ahmad Yani, R. Suprapto, MT Haryono, S. Parman, DI Pandjaitan, Sutoyo Siswomiharjo dan AH Nasution.

Baca Juga: Profil Letkol Untung, Sosok yang Diduga Sebagai Dalang Peristiwa G30S PKI 1965

Pasukan pengaman presiden, Cakrabirawa bertugas menjemput ketujuh jenderal tersebut untuk dibawa ke markas PKI di kawasan Lubang Buaya, Jakarta.

Alasan penjemputan adalah perintah darurat dari Presiden Soekarno. Semua jenderal merasa heran karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya dan mereka telah merasa curiga.

Pasukan Cakrabirawa mengepung satu persatu rumah ketujuh jenderal tersebut. Beberapa jenderal sempat mengulur waktu dan melawan yang berakibat pada penembakan di tempat.

Penembakan tersebut disaksikan keluarga yang berada di bawah ancaman pasukan. Salah satu visual yang sangat epik adalah ketika putri DI Pandjaitan, Catherine, mengusapkan darah ayahnya ke muka.

Baca Juga: Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya, Sumur Tua Saksi Bisu Sejarah Kelam G30S PKI 1965 Lalu

Di Pandjaitan berdoa sebelum diminta masuk ke dalam truk yang menjemputnya. Saat berdoa beliau ditembak sehingga darah bersimbah di halaman rumah. Jasad DI Pandjaitan diangkat dan di bawa ke Lubang Buaya.

Usai kepergian ayahnya, Catherine keluar dan mengusapkan darah ayahnya ke wajah. Ade Irma Suryani, putri AH Nasution yang berusia 5 tahun dan ajudan AH Nasution, Pierre Tendean turut menjadi korban keganasan PKI.

Pierre Tendean mengaku sebagai AH Nasution ketika pasukan Cakrabirawa mencari AH Nasution yang merupakan Menteri Pertahanan dan Keamanan sekaligus Kepala Staf angkatan Darat.

Jenderal AH Nasution lolos dari maut, namun sayangnya putri bungsu beliau, Ade Irma Suryani serta ajudan beliau Kapten Pierre Tendean menjadi korban keganasan PKI.

Baca Juga: Mengenal Partai Komunis Indonesia yang Menjadi Awal Mula Peristiwa G30S PKI

KS Tubun, penjaga di rumah Menteri J. Leimena yang berada di sebelah rumah AH Nasution turut ditembak dan menjadi korban keganasan PKI.

Enam jenderal dan seorang ajudan dibawa ke kawasan latihan PKI di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.

Jenderal Ahmad Yani, Mayjend MT Haryono, Brigjend DI Pandjaitan, telah tewas di rumah masing-masing akibat melakukan perlawanan. Begitu pula dengan Kapten Pierre Tendean yang disangka sebagai Jenderal AH Nasution.

Sedangkan Letjend R. Suprapto, Mayjend S. Parman, dan Brigjend Sutoyo Siswomiharjo dibawa hidup-hidup.

Baca Juga: Mengingat Kembali Sejarah G30S PKI Secara Singkat, Peristiwa Kelam Bangsa Indonesia tentang Pengkhianatan

Ketiga jenderal ini disiksa dengan sangat mengerikan di sebuah gubuk di lokasi yang sama hingga tewas. Sebelumnya mereka dipaksa menandatangani surat yang berisi rencana Dewan Revolusi.

Di luar gubuk tempat mereka disiksa, terdengar nyanyian lagu-lagu khas PKI dan diiringi dengan teriakan-teriakan cemooh.

Ketujuh jasad tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sebuah lubang yang merupakan bekas sumur lama dan ditutup tanah serta sebuah pohon pisang ditanam di atasnya.

Keesokan paginya, tanggal 1 Oktober 1965 anak buah Letkol Untung mengambil alih kantor RRI (Radio Republik Indonesia) dan menyatakan PKI telah menumpas gerakan Dewan Jenderal yang hendak melakukan kudeta.

Baca Juga: Link Film G30S PKI Banyak Dicari, Ini Tempat Nonton Gratis Lewat HP Film yang Masih Jadi Kontroversi

Namun hal ini dibantah oleh Mayjend Soeharto yang segera mengambil langkah taktis untuk menumpas PKI serta menghentikan gerakan PKI.

Karena kekosongan kekuasaan di Angkatan Darat, Mayjend Soeharto mengambil alih sementara kekuatan Angkatan Darat.

Tindakan pun diambil dengan memburu yang terlibat dengan peristiwa G30S PKI dan menemukan lokasi jasad 7 Pahlawan Revolusi.

Penemuan lokasi tersebut dibantu oleh Ajun Komisaris Polisi Soekitman yang sempat diculik dan menjadi saksi kekejaman PKI pada 3 Oktober 1965. Soekitman dibebaskan pada pagi hari usai penculikan tersebut terjadi.

Baca Juga: 10 Link Unduh Twibbon Peringatan G30S PKI yang Cocok Buat Status WA, Instagram dan Facebook

Jenazah 7 Pahlawan Revolusi yang berada di dalam sumur dengan kedalaman 12 meter itu berhasil ditarik ke atas pada 4 Oktober 1965.

Pemakaman 7 Pahlawan Revolusi dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 1965 yang juga bertepatan dengan Hari TNI atau Hari ABRI.

Jenazah 7 Pahlawan Revolusi dimasukkan di dalam peti dan diusung di atas tank TNI. Proses pemakaman tersebut dihadiri puluhan ribu masyarakat yang memadati sepanjang jalan menuju Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Baca Juga: Kenapa Disebut Lubang Buaya? Ini Asal Nama Tempat Pembuangan Jasad 7 Pahlawan Revolusi G30S/PKI

Suara korban selamat, Jenderal AH Nasution bergema pada bagian akhir film yang menyatakan kesedihan tapi juga optimisme bahwa Indonesia akan bangkit dan jasa pahlawan akan terus dikenang.

Ade Irma Suryani, putri dari AH Nasution yang tertembak akhirnya meninggal dunia pada tanggal 6 Oktober 1965.

Berita potongan koran Berita Yudha yang menyatakan penumpasan pengkhianatan PKI ditayangkan di bagian akhir film.

Termasuk berita penangkapan Letkol Untung komandan Cakrabirawa dan desakan masyarakat untuk pembubaran PKI.

Baca Juga: Sinopsis Film Pengkhianatan G30S PKI, Gugurnya Perwira Militer dan Berakhir di Lubang Buaya

Film G30S PKI ini dibuat pada tahun 1984 sebagai bagian dari propaganda Orde Baru di bawah kekuasaan Presiden Soeharto.

Efek dari film yang menyebarkan propaganda kekejaman PKI ini memiliki efek lanjut dengan penangkapan dan penyiksaan terhadap sejumlah aktivis PKI dan keturunannya.

Sinopsis G30S PKI lengkap ini kerap ditayangkan di televisi nasional setiap tahun pada 30 September dan siswa SD hingga SMA kerap diminta untuk menuliskannya.***

 

Editor: Lasti Martina

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x