Peluang turunnya harga Pertamax ini dikarenakan harga Pertamax ditentukan dengan mekanisme harga minyak mentah dunia.
Dia menyebut apabila harga minyak dunia turun, maka Pertamax pun akan mengikuti mekanisme tersebut dengan menurunkan harga jual kepada masyarakat.
"Banyak juga yang bicara, nanti kalau harga minyak dunia turun seperti apa, ya pasti kita turun, cuma yang mesti diingat apa yang dilakukan pemerintah hari ini, itu mengurangi subsidi," ujar Erick dalam press release di laman resmi bumn.go.id.
Jika minyak mentah dunia yang saat ini sebesar 95 dolar AS per barel turun menjadi 75 dolar AS per barel maka akan diikuti dengan harga jual Pertamax kepada masyarakat.
"Kalau nanti harga minyak dunia turun, Pertamax akan harga pasar, jadi bisa saja turun, tapi apakah Solar dan Pertalite itu nanti harga pasar, tidak bisa karena itu subsidi," ucap Erick.
Erick kembali mengatakan penyesuaian harga Pertamax dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter merupakan upaya pemerintah dalam mengalihkan subsidi agar lebih tepat sasaran.
Ia menyebut selama ini, meski sebagai BBM nonsubsidi, Pertamina tetap memberikan subsidi untuk Pertamax.
Lebih lanjut ia menjelasakan harga Pertamax saat ini masih berada di bawah harga keekonomian maupun harga yang ditawarkan kompetitor.