PORTAL PURWOKERTO - Total korban Arema VS Persebaya, daftar nama yang sudah teridentifikasi, mulai dari asal, nama, jenis kelamin, dan kondisi saat ini.
Diketahui bahwa saat ini total korban Arema VS Persebaya mencapai angka yang cukup meresahkan.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang bahkan membuat total korban Arema VS Persebaya terus bertambah dari data sebelumnya.
Sebelumnya, Kapolda Jatim menyebutkan jumlah total korban Arema VS Persebaya yang tewas berjumlah 127 orang. Namun, menurut info terbaru korban tewas bertambah.
Selain korban yang tewas, ada juga korban luka luka yang terdiri dari wanita, remaja, pria, dan juga anak-anak.
Mengenai kerusuhan Arema VS Persebaya, Kapolda Jatim juga menyebutkan tidak semua penonton anarkis. Namun sekitar 3000 orang yang turun ke lapangan dan menimbulkan ricuh.
Berdasarkan informasi terbaru Antaranews pada pukul 15.17 WIB, Menko PMK Muhajir Efendi menyebutkan korban meninggal dunia di Kanjuruhan berjumlah 130 orang.
Dari korban yang sudah teridentifikasi, masih ada kurang lebih 19 jenazah yang belum teridentifikasi dan berada di RSUD Saiful Anwar Kota Malang.
Akun Instagram @aslimalang.official menyebutkan 79 orang yang sudah diidentifikasi. Dalam daftar korban Kanjuruhan itu tidak hanya laki-laki, namun juga wanita remaja dan bayi usia 2 tahun.
Berikut daftar nama korban ricuh usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya:
1. Mochamad Arifin (Meninggal) Umur 45, Tumpang
2. Moch Hasfi Al Wafi (Meninggal) Umur 16, Wagir
3. Roni Setiawan (Meninggal) Umur 23, Kromengan
4. Nia Anggaeni (Meninggal) Umur 20. Sumberpucung
5. Devito Andreas (Meninggal) Umur 17, Kepanjen
6. Viky Rohibala (Meninggal) Umur 27, Tajinan
7. Ariska Fista Leona (Meninggal) Umur 17, Pujon
8. Rudi Heriyanto (Meninggal) Umur 27, Belimbing
9. Ruli James Dewarjo (Meninggal) Umur 29, Dampit
10. Iwan Junaedi (Meninggal) Umur 45, Singosari
11. Faiqotul Hikmah (Meninggal) Umur 22, Sumbersari
12. Fillah Aziz Firmansyah (Meninggal) Umur 21, Gondanglegi
13. Elisabeth Agustin (Meninggal) Umur 16, Tumpang
14. Moh Rizki Darmawan (Meninggal) Umur 16, Garum
15. Gilang Surya Ramadani (Meninggal) Umur 20, Belimbing
16. Anik Hariani (Meninggal) Umur 40, Pagak
17. Halkin Al mizan (Meninggal) Umur 13, Sumberpucung
18. Hadi Kurniawan (Meninggal) Umur 22, Batu
19. Hutri Adi Hermanto (Meninggal) Umur 37, Pakisaji
20. Ahmad Wahyudi (Meninggal) Umur 27, Lowokwaru
21. Mohammad Adit (Meninggal) Umur 27, Pagelaran
22. Jefri Iklastul Amal (Meninggal) Umur 27, Gedangan
23. Ahmad Dani safarudin (Meninggal) Umur 15, Kepanjen
24. Moch Tegar Ardian (Meninggal) Umur 17, Pakisaji
25. Arnold (Meninggal) Umur 22, Pagelaran
26. Moch Abid Husni (Meninggal) Umur 18, Bantur
27. Muhammad Noval (Meninggal) Umur 21, Sumbersari
28. Eko Viki Sulistiyono (Meninggal) Umur 26, Tajinan
29. Hadiyatus Tsaniyah (Meninggal) Umur 24, Ujung Pangkah
30. Muhammad Ubaidillah (Meninggal) Umur 15, Pakis
31. Alfinia Maharani Putri (Meninggal) Umur 20, Lowokwaru
32. Wahyudi (Meninggal) Umur 22, Wajak
33. Moh Bintang Pratama (Meninggal) Umur 27, Kromengan
34. Gaby Asta Putri (Meninggal) Umur 37, Wajak
35. Tasya (Meninggal) Umur 16, Wajak
36. Evi Nur Rosidah (Meninggal) Umur 22, Kalipare
37. Lala (Meninggal) Umur 14, Wajak
38. Hendrik Gunawan (Meninggal) Umur 21, Purwodadi
39. Debi Asta Putri (Meninggal) Umur 20, Wajak
40. Radina Astrid Yufitasari (Meninggal) Umur 20, Sukun
41. Muhammad Hafizh Aprilianto (Meninggal) Umur 19, Klojen
42. Audi Nesia Alfiari (Meninggal) Umur 12, Kedungkandang
43. Shifwa Dinar (Meninggal) Umur 17, Kedungkandang
44. Bragi Kusuma (Meninggal) Umur 20, Ampelgading
45. Agus Riyansyah Pratama Putra (Meninggal) Umur 20, Purwosari
46. Gabriel (Meninggal) Umur 16, Wonosari
47. Faiz Al Fikry (Meninggal) Umur 18, Ngunut
48. Ratna Indriyani (Meninggal) Umur 26, Bululawang
49. Firman Nur Abidin (Meninggal) Umur 32, Kedungkandang
50. M Rizal Ilhamin (Meninggal) Umur 18, Ampelgading
Baca Juga: Head to Head Arema vs Persebaya BRI Liga I, Persebaya Menang, Pendukung Rusuh 127 Nyawa Melayang
51. Geby Setyawardani (Meninggal) Umur 16, Pagak
52. Moh Irsyad Al Juned (Meninggal) Umur 20, Lowokwaru
53. Citra Ayu Amelia (Meninggal) Umur 15, Pakisaji
54. Salsa Yonas Octavia (Meninggal) Umur 39, Sukun
55. Revano Prasetyo (Meninggal) Umur 15, Wonosari
56. Munifa Latifu Iksan (Meninggal) Umur 20, Ngariboyo
57. Wildan Ramadani (Meninggal) Umur 19, Pagelaran
58. Abian Hasyi Rifki (Meninggal) Umur 18, Kraksaan
59. Andika Bayu Pradana (Meninggal) Umur 20, Nglegok
60. Ade Sulistyo Hadi (-) Umur 16, Kepanjen
61. Andi Setiawan (RSSA) Umur 33, Kedungkandang
62. Johan Adam Nur Alamsyah (RSSA) Umur 18, Sukun
63. Farza Dwi Kurniawan Dewano (-) Umur 20, Bululawang
64. Viky Bagas (RSSA) Umur 20, Tumpang
65. Novita Ramadani (RSSA) Umur 18, Sumberpucung
66. Aisyah Najwa Aswinanti (-) Umur 14, Sumberpucung
67. Yogi Ade Aprilia (-) Umur 19, Tumpang
68. Lilik (-) Umur 15, Kalipare
69. Gerry Eka Saputra (-) Umur 20, Sukun
70. Anisa Qotija (-) Umur 16, Kedungkandang
Baca Juga: Kerusuhan Arema vs Persebaya 127 Tewas dan Ratusan Supporter Luka-luka
71. Raflian Ardinata (-) Umur 20, Lawang
72. Ahmad Lutfi Arifin (-) Umur 22, Lawang
73. Gibran Raka Elfano (-) Umur 2, Pakisaji
74. Nabila Eka Fitri Azahra (RSUD Kanjuruhan) Umur 21, Purwosari
75. Rizky Sofyan Mukti (RSSA) Umur 17, Sukun
76. Adjie Setyo Nugroho (-) Umur 20, Karangploso
77. Anggi Maulana (-) Umur 24, Kepanjen
78. M Adam Hayatulmaki (-) Umur 17,Kanigoro
79. Darmabida (RSSA) Umur -, -
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, 127 Orang Tewas dalam Pertandingan BRI Liga 1 Arema FC vs Persebaya Surabaya
Tragedi Arema vs Persebaya 1 Oktober 2022 membuat dunia sepakbola berduka. Terlebih terjadi tepat di hari Kesaktian Pancasila, memakan korban hingga 127 jiwa, bahkan diperkirakan lebih.
Dalam tragedi Arema vs Persebaya 1 Oktober 2022 tersebut, pertandingan semalam berlangsung di Stadion Kanjuruhan Malang pun menjadi perhatian media asing.
Selain itu, tragedi Arema vs Persebaya 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan Malang tersebut diberitakan sejumlah media asing dari Asia, Eropa hingga Amerika.
Media asing menyoroti besarnya jumlah korban jiwa pada kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang.
Misalnya saja pemberitaan tragedi Arema vs Persebaya tersebut diberitakan oleh The New York Times yang memberitakan kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang dengan judul "More Than 100 Dead in Unrest After Indonesian Soccer Match".
Dalam pemberitaan disoroti penggunaan gas air mata oleh polisi yang mengakibatkan kepanikan sehingga banyak korban yang terinjak-injak.
Baca Juga: Head to Head Arema vs Persebaya BRI Liga I, Persebaya Menang, Pendukung Rusuh 127 Nyawa Melayang
The New York Times juga menuliskan sejumlah hujatan yang tertulis di media sosial pada polisi.
Sedangkan media asal Inggris The Guardian memberitakan tragedi Kanjuruhan dengan artikel berjudul "More than 120 people reportedly killed in riot at Indonesian football match."
Menurut The Guardian, kerusuhan pecah setelah Arema kalah dari Persebaya Surabaya dan polisi dilaporkan menembakkan gas air mata ke tribun penonton di Stadion Kanjuruhan Malang.
Media tersebut juga menyebutkan Liga Indonesia dihentikan sementara selama seminggu akibat insiden maut tersebut.
Baca Juga: Kerusuhan Arema vs Persebaya 127 Tewas dan Ratusan Supporter Luka-luka
Tragedi terjadi setelah Arema FC kalah dari Persebaya dengan skor 2-3, Sabtu 1 Oktober 2022 malam.
Kekalahan tersebut memancing emosi suporter dan memaksa polisi melepaskan tembakan gas air mata pada suporter yang rusuh.
Akibat kerusuhan yang terjadi sementara ada 130 orang tewas, ratusan orang terluka, dua kendaraan polisi dirusak, dan sejumlah fasilitas stadion dibakar.
Kerusuhan yang terjadi juga berimbas ke luar stadion dan mengakibatkan delapan kendaraan polisi dirusak.
Para pemain Persebaya sempat tertahan hingga satu jam di kendaraan taktis milik polisi.
Suporter Arema juga melempari mobil rantis yang ditumpangi Persebaya.
Akibat kejadian tersebut PSSI menghentikan sementara semua pertandingan selama seminggu serta mengancam Arema FC dengan hukuman dilarang menjadi tuan rumah hingga sisa kompetisi Liga 1 2022/2023.
Kronologi Tragedi Arema vs Persebaya Menurut Warganet dan Penonton yang Menjadi Saksi
Bagaimana kronologi bentrok suporter Arema VS Persebaya semalam?
Dalam sebuah unggahan di sosial media, kabar mengenai kronologi bentrok suporter Arema VS Persebaya terus bergulir.
Mulai dari kronologi bentrok suporter Arema VS Persebaya yang terjadi saat Arema tidak mendapat kemenangan atas Persebaya, penonton yang memasuki lapangan, hingga gas air mata yang membuat penonton semakin panik.
Mengingat dalam aturan FIFA, gas air mata adalah salah satu yang dilarang digunakan. Dan pertandingan Arema VS Persebaya berakhir tragis, dan memakan korban hingga meninggal dunia.
Beberapa utas mengungkapkan pengalaman pribadi dan kronologi bentrok suporter Arema VS Persebaya hal ini menuai duka yang sangat mendalam baik dari fans bahkan masyarakat luas.
Namun diketahui bahwa penonton yang menonton pertandingan adalah suporter Arema, alias Aremania yang diijinkan menonton.
Dan suporter Persebaya tidak menonton, mengingat diketahui bahwa sejarah rivalitas kedua tim ini memang sangat kental.
Sampai saat artikel ini ditulis dari jumlah total korban Arema VS Persebaya baru 79 yang teridentifikasi.
Karena tragedi Arema VS Persebaya yang terjadi pada 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan ini, PT Liga Indonesia Baru (LIB) menghentikan Liga 1 2022 selama sepekan.
Dalam pertandingan semalam Arema harus menelan kekalahan 2-3 dari Persebaya di Stadion Kanjuruhan.
Dalam kronologi tragedi Arema VS Persebaya, oknum Aremania yang tak terima dengan hasil tersebut dan diduga berbuat onar dengan masuk ke lapangan.
Baca Juga: Jadwal BRI Liga 1 Hari Ini: Prediksi Skor, Jam Tayang Arema vs Persija Jakarta, 28 Agustus 2022
Dirangkum Portal Purwokerto dari berbagai sumber, kronologi bentrok suporter Arema VS Persebaya penonton yang kecewa atas kekalahan Arema tak cuma menginvasi lapangan, mereka juga merusak mobil polisi dan membakar benda-benda yang ada di dalam stadion.
Suporter yang berbuat anarkais ini mau tak mau memaksa pihak aparat keamanan memukul mundur, termasuk memakai gas air mata.
Dalam sebuah unggahan Twitter mengenai pertandingan Arema VS Persebaya diungkapkan oleh suporter Arema.
Baca Juga: Prediksi Skor Arema vs Persija Jakarta BRI Liga 1, Head to Head dan Susunan Pemain
Akun @RezqyWahyu_05 menuliskan sebuah thread yang menuai banyak komentar warganet, mulai dari yang positif hingga negatif.
"Assalamualaikum Sebelumnya saya turut berduka cita sedalam-dalamnya terhadap korban insiden yg terjadi di stadion Kanjuruhan pertandingan Arema vs Persebaya Yg kedua syukur alhamdulillah, sy di beri keselamatan sampai dirumah.. Dan Bisa menceritakan kronologi versi saya pribadi disini, "
"Tanpa mengurangi rasa respect saya kepada keluarga korban, Disini saya mencoba menjelaskan kronologi yang saya alami secara pribadi.." tulisnya mengawali thread yang dibuat pada 2 Oktober 2022 pada pukul 2.41 dini hari atau beberapa jam pasca insiden.
"Aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suppoter yang ada di lapangan Silih berganti supporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara, "
"Tapi saat aparat memukul mundur supporter di sisi selatan, supporter dari sisi utara yang menyerang ke arah aparat.. Karena semakin banyaknya supporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif, "
"Yang ahirnya, selain hujan lemparan benda dari sisi tribun, di dalam lapangan juga terjadi aksi tembak"an gas air mata ke arah suporter,"
Baca Juga: Jadwal BRI Liga 1 2022/2023 Pekan Keempat: Bali United vs Arema dan Persik Kediri vs Borneo FC
"Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah supporter, disetial sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata... Ada juga yang langsung dk tembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10,"
"Para supporter yang panik karena gas air mata, semakin ricuh diatas tribun, mereka berlarian mencari pintu keluar, tapi sayang pintu keluar sudah penuh sesak karena para supporter panik terkena gas air mata,"
"Banyak ibu-ibu, wanita, orang tua dan anak anak kecil yang terlihat sesak gak berdaya, gak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata.... Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet, "
Baca Juga: Ini Rangkaian Acara HUT Arema FC ke 35, Dipimpin WaliKota Malang, Aremania dan Aremanita Wajib Hadir
"Di dalam stadion mereka sesak krna gas air mata yang sudah ditembakkan ke berbagai arah Sedangkan untuk keluar stadionpun gak bisa karena macet Penuh sesak di pintu keluar Diluar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata, "
"Dan sekitar pukul 22.30 juga masih banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat, dan pengeroyokan Supporter terhadap aparat yang Dianggap mengurung kita didalam Stadion dengan puluhan gas air mata,"
"Dan terjadi beberapa tembakan gas air mata kembali diluar stadion.. Lebih tepatnya disekitar tribun 2 Kanjuruhan".
Baca Juga: Waduh! Aremania Harus Sabar, HUT ke-35 Tahun Arema FC Larang Suporternya Konvoi, Acara Ini Gantinya
"Kondisi luar stadion kanjuruhan sudah sangat mencekam.. Banyak supporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita.. supporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata" makian dan amarah... Batu batako, besi dan bambu beterbangan."
"Dan selama saya jadi supporter Arema. Saya dikenalkan arema oleh orang tua saya saat tahun 2007 hingga saat ini. Hari ini 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang supporter Saya masih belum percaya menyaksikan saudara" saya dengan kondisi seperti ini"
Dalam beberapa jam, utas thread tersebut di anjir komentar dan juga respon warganet yang tak kalah terkejut dengan insiden Arema VS Persebaya semalam.
Baca Juga: Peduli Suporter, PSS Sleman Dedikasikan Hasil Kontra dengan Arema FC untuk Tri Fajar Firmansyah
Bagi masyarakat yang sampai saat ini belum mengetahui keberadaan keluarga yang terkena musibah di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang dapat menghubungi Posko Layanan Informasi Di nomor 0858-6161-6109 (Layanan Telepon atau WhatsApp).
Demikian informasi total korban Arema vs Persebaya Surabaya sementara yang sudah teridentifikasi. Ada wanita dan bayi dua tahun yang dalam tragedi di Kanjuruhan.***