Ada Anak jadi Yatim Piatu dalam Tragedi Arema FC: Kronologi Kerusuhan di Kanjuruhan, Penyebab dan Total Korban

- 4 Oktober 2022, 14:24 WIB
Kronologi Kerusuhan Kanjuruhan, Penyebab dan Total Korban.*
Kronologi Kerusuhan Kanjuruhan, Penyebab dan Total Korban.* /Instagram.com/@aremaofficial

PORTAL PURWOKERTO – Seorang anak menjadi yatim piatu usai tragedi Kanjuruhan merenggut nyawa kedua orangtuanya. Peristiwa itu terjadi di Malang usai laga Arema vs Persebaya.

Inilah kronologi kerusuhan Kanjuruhan, penyebab dan total korban jiwa dan luka-luka. Salah satu buntutnya, Kapolres Malang dicopot dan dimutasi.

Kemarahan suporter usai tak terima tim kesayangannya marah justru membuat seorang anak kehilangan kedua orangtuanya sekaligus. Anak berumur 11 tahun tersebut menjadi yatim piatu dalam semalam.

Baca Juga: Tragedi Sepakbola Arema FC di Malang, Suporter Wanita ini Mengaku Muntah Darah kemudian Pingsan di Kanjuruhan

M Alfiansyah adalah bocah 11 tahun yang kehilangan kedua orangtuanya di tragedi Kanjuruhan. Ayahnya M Yulianton (40) dan Devi Ratna Sari (30) meregang nyawa.

Keduanya merupakan korban meninggal dunia pada ricuh usai pertandingan Arema FC pada 1 Oktober 2022. Alfiansyah kini menjadi anak asuh Kapolresta Malang Kota.

Dilansir dari Antaranews pada Selasa, 4 Oktober 2022, Kombes Pol Budi Hermanto menjadi orang yang bertanggung jawab atas Alfiansyah usai ditinggal ayah ibunya.

Kronologi kerusuhan Kanjuruhan

Kerusuhan di Kanjuruhan pada Sabtu malam itu menurut Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dilansir dari Antaranews, berawal dari suporter yang turun ke lapangan, dianggap anarkis dan membahayakan kemudian ditembakkan gas air mata.

Baca Juga: Presiden Arema FC Juragan 99 Berikan Pernyatan Atas Insiden Stadion Kanjuruhan yang Memakan Korban

Sementara menurut salah satu suporter yang selamat, menceritakan kronologi tragedi Kanjuruhan bermula dari suporter yang tak terima timnya kalah.

Semua berjalan aman dan tertib dari awal hingga akhir pertandingan. Kekalahan Arema FC membuat pelatih dan manajer tim meminta maaf ke suporter yang datang.

Namun ada satu supporter dari tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa. Suporter itu terlihat mengkritik pemain.

Hal ini disusul oleh oknum suporter lain yang ikut masuk. Kondisi semakin ricuh karena suporter dari berbagai sisi stadion juga ikut masuk.

Baca Juga: Tanggapan Presiden FIFA Tentang Arema FC vs Persebaya: Shock dan Sampaikan Belasungkawa

Berbagai macam benda dilempar ke arah lapangan, dan para supoter yang semakin tidak terkendali. Pemain digiring masuk ke ruang ganti dikawal tim pengamanan..

Pihak aparat juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para supporter. Sisi selatan dipukul mundur, suporter dari sisi utara menyerang aparat.

Aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suppoter yang ada di lapangan. Di dalam lapangan juga terjadi aksi tembak-tembakan gas air mata ke arah supporter.

Ada juga yang langsung di tembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 12 dan 14. Para supporter panik karena tembakan gas air mata.

Baca Juga: UPDATE Total Korban Meninggal Suporter Arema usai Laga Arema FC vs Persebaya

Mereka kemudian berlarian mencari pintu keluar, tapi pintu keluar sudah penuh sesak. Sekitar pukul 22.30 juga masih banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat.

Kronologi tersebut diutarakan salah satu suporter yang selamat melalui cuitannya pada akun @RezqiWahyu_05.

Penyebab kerusuhan Kanjuruhan

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan sementara, penyebab kerusuhan Kanjuruhan adalah suporter yang tidak terima dengan kekalahan Arema FC usai melawan Persebaya.

Massa merangsek turun ke lapangan, dicegah tim pengamanan, dianggap anarkis kemudian gas air mata ditembakkan di dalam stadion Kanjuruhan.

Baca Juga: Bareskrim Polri Usut Insiden di Stadion Kanjuruhan, Korban Jiwa hingga Ratusan Orang Ini Saksi yang Diperiksa

Para suporter panik berusaha mencari jalan keluar. Penumpukkan di titik-titik pintu keluar membuat banyak yang sesak nafas.

“Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar,” ujar Kapolda Jatim.

Irjen Pol Nico Afinta menambahkan penumpukkan suporter di satu titik inilah yang membuat mereka sesak nafas.

“Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen,” ujar Kapolda Jatim lagi.

Penyebab kerusuhan Kanjuruhan masih diselidiki oleh pihak kepolisian. Selain itu juga dibentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta yang diketuai oleh Menkopolhukam Mahfud MD.

Baca Juga: Indonesia di Banned FIFA 8 Tahun akibat Kejadian Kanjuruhan, Malang? CEK FAKTA di Sini

Total korban kerusuhan Kanjuruhan

Dilansir dari Antaranews pada Selasa, 4 Oktober 2022, dari 25 faskes dengan 125 orang meninggal, 219 luka ringan hingga sedang, 68 luka berat dan 26 masih dirawat.

Demikian informasi kronologi kerusuhan Kanjuruhan, penyebab dan total korban, ada anak jadi yatim piatu dalam tragedi Arema FC itu.***

Editor: Yumi Karasuma

Sumber: Antara News Twitter @RezqiWahyu_05


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah