Network
PORTAL PURWOKERTO - Dr Djaja Surya Atmadja sebut Edi Darmawan tak ingin Mirna diotopsi, perkembangan kasus Jessica Wongso setelah 7 tahun kemudian.
Muncul dalam podcast Richard Lee, dr Djaja ahli patologi forensik Indonesia mengungkapkan fakta yang mencengangkan. Pernyataan ini berhubungan dengan kasus kopi sianida pada 2016 silam.
"Disitulah saya ketemu sama bapaknya Mirna," ujar ahli patolog forensik ini saat bertemu dengan Edi Darmawan Salihin.
Proses otopsi menurut dr Djaja perlu dilakukan karena kematian tidak wajar Mirna yang berpotensi dengan tindakan pembunuhan. Hal ini membuat dokter tidak mau melakukan proses formalin lebih dulu.
"Dia bilang dia tidak mau otopsi, saya bilang saya tidak otopsi, saya tidak mau formalin. Karena aturannya nggak boleh," ujar dr Djaja.
Pertemuan pertama dr Djaja dengan jenazah Mirna Salihin bukan sebagai dokter forensi yang diminta untuk melakukan otopsi melainkan sebagai pemulas atau mengawetkan jenazah.
"Iya dong urusan polisi dulu. Kebayang nggak kalau udah diformalin terus kemudian diotopsi itukan pasti dokternya nangis, pastinya perih kan," jelas dr Djaja dalam podcast Richard Lee tersebut.
Dr Djaja menambahkan bahwa proses formalin sebelum melakukan otopsi bisa mengubah kandungan dalam mayat sehingga menyulitkan penyidikan.
