Sejarah Singkat G30S PKI dan 7 Pahlawan Revolusi Indonesia Lengkap

29 September 2021, 19:52 WIB
Sejarah Singkat G30S PKI dan 7 Pahlawan Revolusi Indonesia Lengkap /Instagram/@kotarajatv/

PORTAL PURWOKERTO – Pahlawan Revolusi Indonesia merupakan gelar yang diberikan pemerintah kepada para perwira yang telah gugur dalam peristiwa yang menjadi luka dalam bagi masyarakat Indonesia, yaitu G30S PKI.

Peristiwa G30S PKI merupakan peristiwa kudeta yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia dan dipimpin oleh DN. Aidit untuk mengkudeta Presiden Ir. Soekarno dan menjadikan Indonesia sebagai negara komunis.

Tragedi tersebut terjadi di seluruh wilayah Indonesia dan berpusat di Jakarta serta Yogyakarta.

Baca Juga: Sejarah Tugu Taman Maerakaca Purbalingga, Ternyata Sempat Dipindah Dari Lokasi Ini

Untuk melancarkan rencana tersebut, pasukan Cakrabirawa yang dipimpin oleh Letkol Untung Sutopo menculik para perwira TNI Angkatan Darat di malam 30 September 1965, dan 1 Oktober 1965 dini hari.

Setelah para perwira berhasil di eksekusi, jasad mereka dibawa dan dibuang ke sebuah tempat yang saat ini diberi nama Lubang Buaya.

Pada tanggal 3 Oktober 1965, jenazah mereka ditemukan di dalam sumur tua dengan kedalaman 12 meter oleh Satuan Resimen Para Komando Angkatan Darat di Kawasan hutan karet daerah Lubang Buaya.

Baca Juga: Mengapa Jepang Ingin Menguasai Indonesia? Mata Pelajaran Sejarah, IPS

Lalu pada tanggal 5 Oktober, seluruh jenazah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dan diberi gelar Pahlawan Revolusi.

Siapa saja perwira tinggi yang diberi gelar Pahlawan Revolusi? Berikut ini daftar dari 7 Pahlawan Revolusi Indonesia.

  1. Jenderal Ahmad Yani

Jenderal Ahmad Yani lahir di Purworejo, 19 Juni 1922. Beliau merupakan Komandan Tentara Nasional Angkatan Darat. Jenderal Ahmad Yani dibunuh di tempat karena memberontak. Jasad beliau ditemukan di Lubang Buaya pada tanggal 4 Oktober 1965, dan dimakamkan sehari kemudian di TMP Kalibata.

  1. Letnan Jenderal R. Suprapto

Letnan Jenderal R. Suprapto lahir di Purwokerto, 20 Juni 1920. Beliau bergelar Letnan Jenderal, dan pernah bergabung di Tentara Keamanan Rakyat di Purwokerto. Jenderal R. Suprapto meninggal di Lubang Buaya pada tanggal 1 Oktober 1965. Beliau dimakamkan di TMP Kalibata tanggal 5 Oktober 1965.

Baca Juga: Sebutkan Peristiwa Apa Saja yang Menjadi Tonggak Sejarah Bangsa Indonesia! Berikut Penjelasan Lengkapnya

  1. Letnan Jenderal MT Haryono

Mayor Jenderal MT Haryono lahir di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 20 Januari 1924. Beliau adalah anggota Tentara Nasional Angkatan Darat. Jenderal MT Haryono dibunuh di tempat karena gagal merebut senjata prajurit yang menyergapnya. Ia dimakamkan pada tanggal 5 Oktober 1965 di TMP Kalibata.

  1. Letnan Jenderal Siswondo Parman

Beliau lahir di Wonosobo, tanggal 4 Agustus 1918, dan menjadi salah satu Pahlawan Revolusi yang dibawa hidup-hidup ke Lubang Buaya lalu dibunuh tanggal 1 Oktober 1965. Beliau dimakamkan di TMP Kalibata tanggal 5 Oktober 1965.

  1. Mayor Jenderal D. I Panjaitan

Mayor Jenderal D. I Panjaitan lahir pada tanggal 9 Juni 1925 di Balige, Sumatera Utara. Beliau ditembak di kepala ketika sedang berdoa di rumahnya pada malam 30 September 1965. Beliau dimakamkan di TMP Kalibata pada tanggal 5 Oktober 1965.

  1. Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo

Beliau lahir pada tanggal 28 Agustus 1922 di Kebumen, Jawa Tengah. Mayor Jenderal Sutoyo dibawa ke Lubang Buaya pada malam 30 September dan di eksekusi di sana. Beliau dimakamkan tanggal 5 Oktober 1965 di TMP Kalibata.

Baca Juga: Salah Satu Unsur Penting dalam Peristiwa Sejarah Adalah Waktu, Kenapa? Ini Jawabannya, Simak ya

  1. Kapten Pierre Tendean

Kapten Pierre Tendean lahir di Jakarta, 21 Februari 1939 dan menjadi anggota TNI termuda yang gugur dalam peristiwa G30S PKI. Ia meninggal karena melindungi Jenderal Nasution dan dieksekusi di Lubang Buaya. Beliau dimakamkan di TMP Kalibata bersama Pahlawan Revolusi lainnya di TMP Kalibata tanggal 5 Oktober 1965.

Demikian sejarah singkat dan daftar 7 Pahlawan Revolusi Indonesia. Semoga kita terus mengingat sejarah yang terjadi supaya perjuangan para pahlawan tidak sia-sia.***

Editor: Dyah Sugesti Weningtyas

Tags

Terkini

Terpopuler