- Lempeng Afrika, meliputi Afrika (lempeng benua)
- Lempeng Antartika, meliputi Antartika (lempeng benua)
- Lempeng Australia, meliputi Australia (lempeng benua)
- Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa (lempeng benua)
- Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan timur laut Siberia (lempeng benua)
- Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan (lempeng benua)
- Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik (lempeng samudera)
Baca Juga: Nama Bandara di Indonesia di 34 Provinsi, Nama Bandara dan Daerahnya
Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling mendekati (collision) dan saling geser (transform).
Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi.
Jika dua lempeng saling bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser.
Pada umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun.
Terkadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus menerus.
Hingga suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut lalu terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.
Baca Juga: Datangnya Bunyi Pantul Setelah Bunyi Asli Selesai Diucapkan Disebut? Simak Penjelasan Berikut
Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng besar tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik.