Ini juga menjadi inspirasi Dini dalam novel-novelnya yang seringkali menulis dengan lokasi di luar Indonesia.
Novel Pertemuan Dua Hari ini bercerita tentang murid dan juga guru di sebuah sekolah di Semarang, seiring dengan tanah kelahirang sang penulis. Waskito adalah murid yang sangat sulit dan tidak disukai temannya. Dia sering membolos, memukuli teman dan membuat onar di sekolah.
Bu Suci, guru Waskito, yang dengan sabar membimbingnya. Meskipun awalnya sukar, namun dengan ketelatenan Bu Suci, akhirnya Waskito bisa naik kelas.
Digambarkan pada novel ini lika liku Bu Suci dalam membimbing Waskito. Dengan pendekatan keluarganya, dan juga kendala anak Bu Suci yang memiliki sakit ayan. Hingga dalam satu bulan akhirnya Waskito menurut dan bahkan bisa naik kelas.
Pada novel tersebut memiliki kelebihan dalam menggambarkan sosial budaya masyarakat Indonesia di tahun 1950. Jalan ceritanya sangat terarah dan rapih. Serta bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama oleh para guru.
Kutipan yang menggambarkan latar belakang penulis, NH Dini yang selalu diajarkan akan kelembutan oleh ayahnya:
“ ….kami sepakat bahwa anak-anak tumbuh tidak hanya memerlukan makanan, mereka juga membutuhkan kemesraan, juga perhatian. Rasa cinta kepada mereka yang di perlihatkan, menanamkan benih kekuatan tersendiri,” (halaman 32 alinea 1)
Itulah kunci jawaban Bahasa Indonesia, buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia kelas 10, Bab 2 halaman 50, siswa belajar melihat latar belakang dari penulis sebuah novel.***