Network
Pada serangannya yang terakhir, ikan itu terpelanting jatuh persis saat Datu Mabrur membuka matanya.
Datu Mabrur pun bertanya: “Hai, ikan! Apa maksudmu menganggu samadiku? Ikan apa kamu?,”
“Aku ikan todak, Raja Ikan Todak yang mengasai perairan ini. Samadimu membuat lautan bergelora. Kami terusik dan aku memutuskan menyerangmu. Tapi engkau memang sakti, Datu Mabrur. Aku Takluk,” katanya.
Raja ikan todak pun mengaku menyerah dan berjanji akan mematuhi perintah Datu Mabrur dan akan memenuhi permintaan Datu apapun itu. Namun, sebelumnya dia harus mengobati luka-luka dan kembali ke laut.
Datu Mabrur pun menceritakan maksud dan tujuannya, dia hanya ingin tempat untuk masa depan anak cucu. Keduanya pun melakukan perjanjian dengan sa-ijaan, seiring sejalan.
Ajaib, sebelum batas waktu pertapaan berakhir, Datu Mabrur dikejutkan dengan suara gemuruh yang datang dari dasar laut. Timbul sebuah daratan baru, yang ternyata didorong oleh jutaan ikan.
Datu Mabrur tercengang, karena Raja Ikan Tdodak memenuhi sumpahnya. Datu Mabrur senang dan gembira, permohonannya dikabulkan.
Dengan memanjatkan puji Syukur kepada sang Pencipta, dia menamakan pulau tersebut adalah Pulau Halimun.
Demikian kunci jawaban Bahasa Indonesia, buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia kelas 10, Bab 3 halaman 55, siswa belajar mengidentifikasi cerita hikayat.***
