Network
PORTAL PURWOKERTO - Ini kunci jawaban pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas 10 halaman 73 Kurikulum Merdeka. Siswa mendapat tugas untuk mengubah kutipan Hikayat si Miskin menjadi bahasa cerpen yang lebih populer.
Pelajaran Bahasa Indonesia, siswa kelas 10 menggunakan buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Memasuki Bab 3, siswa mempelajari tentang Menyusuri Nilai Dalam Cerita Lintas Zaman.
Pada tema C, siswa belajar tentang menggunakan kaidah bahasa dalam Hikayat dan Cerpen.
Sebagai teks yang menggambarkan alur cerita, hikayat dan cerpen tidak bisa lepas dari penggunaan konjungsi urutan waktu. Secangkan pada hikayat, menggunakan konjungsi urutan waktu berupa kata arkais.
Pemilihan konjungsi akan sangat menentukan koherensi atau kepaduan makna antar kalimat, maupun antarparagraf dalam cerita. Untuk lebih memahaminya, siswa memperhatikan cerita yang ada pada buku.
Penggunaan konjungsi yang tidak tepat akan mengubah logika alur cerita. Selain itu juga jangan terlalu banyak menggunakan konjungsi waktu apalagi kata yang sama.
Siswa juga bsia menggunakan majas untuk menambahkan keindahan dalam menyampaikan cerita. Beberapa majas yang sering digunakan pada hikayat da cerpen di antaranya antonomasia, personifikasi, simile, metafora, dan hiperbola.
Selanjutnya siswa mendapatkan tugas untuk mengubah kutipan Hikayat si Miskin, menjadi bahasa cerpen yang lebih populer. Siswa bisa menggunakan konjungsi urutan waktu dan berbagai majas untuk mengembangkannya.
Kunci jawaban ini hanya diperuntukan sebagai pendamping siswa dalam belajar. Karena itu alangkah baiknya, apabila siswa mengerjakan tugas secara mandiri terlebih dahulu.
Hasil kunci jawaban pada artikel ini disusun oleh Portal Purwokerto bersama dengan Hening Prihatini S.Pd. salah satu pengajar di Lembaga Pendidikan di Purwokerto.
Kunci Jawaban
Mengubah kutipan Hikayat si Miskin menjadi bahasa cerpen yang lebih populer:
Pada zaman dahulu, hiduplah seorang raja dan ratu dari kayangan yang mendapatkan hukuman dari Batara Indera. Mereka dibuang ke negeri antah-berantah dan menjadi orang miskin. Tidak ada satupun orang di negeri itu yang menyukainya.
Setiap kali mereka mengemis di pasar maupun di perkampungan, mereka dipukuli, dan juga diusir, membuat mereka pun hidup pergi di tengah hutan.
Di hutan, mereka hidup dengan seadanya, memakan dedaunan, buah-buahan, bahkan kayu-kayu.
Beberapa lama kemudian, sang istri pun hamil. Saat kandungannya memasuki usia tiga bulan, sang istri menangis dan meminta kepada suaminya untuk membawakan buah mempelam yang tumbuk di taman istana kerajaan.
Si Miskin yang telah lama menantikan kehadiran seorang anak pun terketuk hatinya. Akan tetapi, dia bingung, karena hal itu tidak mungkin di lakukannya.
"Bagaimana mungkin aku bisa mendapatkannya, istriku? mengemis saja kita sudah diusir," ujar si Miskin kepada sang istri.
Demikian kunci jawaban Bahasa Indonesia, pada buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk siswa kelas 10, Bab 3 halaman 73, amengubah kutipan Hikayat si Miskin menjadi bahasa cerpen yang lebih populer.***
Disclaimer: Kunci Jawaban di atas hanya sebagai pendamping belajar siswa kelas 10. Portal Purwokerto tidak bertanggung jawab apabila terdapat kesalahan jawaban.
