PORTALPURWOKERTO - Sejarah tambang emas Banyumas yang ada di desa Pancurendang, kecamatan Ajibarang bermula dari sebuah batu yang ditemukan oleh warga, diduga mengandung emas pada tahun 2014 lalu.
Batu yang berukuran cukup besar itu sontak membuat masyarakat setempat mulai melakukan aktivitas penambangan di Sungai Tajur.
Meski demikian, tidak semua batuan di sungai mengandung emas dan jumlahnya juga tidak menentu.
"Awalnya itu dari sungai, jadi belum seperti ini. Sekitar tahun 2014 atau 2015 banyak warga yang menambang emas di sungai," ujar Kades Pancurendang, Narisun.
Baca Juga: Pesan Terakhir Korban Tambang Emas Pancurendang Banyumas: Besok ke Jawa ya, Jemput Aku di Sana
Dari penambangan sungai itu lama kelamaan, penambangan dilakukan dengan membuat lubang ke bawah tanah.
Tercatat ada 35 lubang tambang yang sudah dibuat, 30 aktif dan 5 sudah tidak aktif. Dari puluhan lubang itu tidak semuanya menghasilkan emas.
Pemerintah setempat pun beberapa kali melakukan imbauan supaya tidak melakukan aktivitas penambangan.
Penertiban juga sempat dilakukan tahun 2016 silam oleh Satpol PP Banyumas namun tak membuahkan hasil karena warga yang menambang bukan hanya dari masyarakat sekitar saja.
"Dari Bogor banyak yang berdatangan karena memang penambang dari Bogor diyakini lebih ahli dan lihai. Kalau masyarakat sekitar malah tidak sebanyak yang dari luar kota," ujar Narisun pada Portal Purwokerto.
Kegiatan penambangan emas merupakan bagian dari kegiatan ekonomi warga, sehingga masyarakat pun kala itu meminta agar tambang dibuka kembali.
Bahkan di tahun 2021 lalu, warga juga sempat mengajukan izin kepada ESDM Provinsi Jateng, namun masih belum diberikan izin hingga saat ini.***