Ada Miniatur Lokomotif Uap Terbesar se-Indonesia di Stasiun Purwokerto! Pecinta Kereta Api Wajib Merapat Nih

2 Oktober 2023, 19:52 WIB
Ada Miniatur Lokomotif Uap Terbesar se-Indonesia di Stasiun Purwokerto! Nonton Yuk.. /Portal Purwokerto/Dyah Sugesti Weningtyas/

PORTALPURWOKERTO - Miniatur lokomotif uap DD52 dipamerkan di stasiun Purwokerto mulai hari ini, Senin 2 Oktober 2023. Penumpang maupun masyarakat sekitar bisa melihat langsung tiruan lokomotif uap legendaris tersebut.

Kepala Daop 5 Purwokerto, Daniel Johannes Hutabarat mengatakan dalam tiga puluh hari ke depan, pihaknya akan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait lokomotif uap yang terbesar se Indonesia.

"Alhamdulillah Purwokerto dapat kesempatan. Ini adalah miniatur lokomotif uap yang dioperasikan tahun 1924. Jadi memang sudah tua sekali. Miniatur lokomotif ini juga sudah tercatat sebagai pemegang rekor MURI sebagai miniatur lokomotif terbesar," ujar Daniel pada wartawan.

Baca Juga: Daop 5 Purwokerto Bakal Sediakan Pojok UMKM di Stasiun, Wujud Dukungan untuk UMKM Banyumas

 

Ketua IRPS (Indonesian Railway Preservation Society), Ricky Dirjo mengatakan miniatur lokomotif uap ini merupakan hasil kolaborasi antara  KAI dengan IRPS dan Tridi Zaiku Indonesia (3D Zaiku).

Proses pengerjaan miniatur dilakukan dengan menggambar 3D modeling tanpa blueprint selama 4 bulan hanya dengan melihat referensi foto dan video. 3D modeling menghasilkan 1.996 komponen yang dirakit dan membentuk lokomotif uap yang utuh.

Miniatur lokomotif uap DD52 ini memiliki panjang 580 cm, lebar 68 cm, tinggi 90 cm, dengan total berat 200 kilogram. Proyek itu pun bernilai kurang lebih mencapai Rp 300 juta.

Sementara itu perwakilan dari 3D Zaiku, Eddy Ramadhanianto ada beberapa tantangan dalam membuat miniatur lokomotif uap DD52 ini, salah satunya adalah bahan baku yang cukup banyak. 

"Karena ukurannya besar, jadi tantangannya ya bahan baku yang dibutuhkan banyak, selain itu juga harus setting beberapa kali supaya dapat hasil yang baik. Kita print dengan menggunakan 35 unit mesin 3D printer dan waktunya sekitar 14 hari untuk membuat miniatur ini," ujar Eddy pada Portal Purwokerto.

 

Sejarah Lokomotif DD52 di Indonesia: "Si Gombar"

Kisah keberadaan Lokomotif DD52 di Indonesia dimulai pada tahun 1923 ketika lokomotif ini pertama kali tiba dari pabrik-pabrik ternama seperti Hartmann dan Hanomag di Jerman, serta Werkspoor di Belanda. Pada tahun 1924, lokomotif DD52 mulai beroperasi, mengikuti jejak kedua pendahulunya, DD50 dan DD51.

Perbedaan mencolok antara DD52 dengan pendahulunya adalah tempat pembuatannya. Lokomotif DD52 diproduksi di Eropa, tepatnya di Jerman dan Belanda, sementara DD50 dan DD51 dibuat di Amerika Serikat oleh pabrik ALCO. Salah satu keunggulan yang paling mencolok dari DD52 adalah kecepatan maksimumnya yang mencapai 50 km/jam, sedangkan DD50 dan DD51 hanya mampu mencapai 40 km/jam.

Baca Juga: Peringati Hari Batik Nasional 2023 Ada Fashion Show di Kereta Api dan Stasiun Purwokerto, Keren Abis!

Dikenal dengan julukan "Si Gombar" oleh masyarakat lokal di Jawa Barat yang sering melihatnya melewati daerah mereka, Lokomotif DD52 memegang peran penting dalam menarik kereta barang melintasi pegunungan Priangan. Namun, meskipun tugas utamanya adalah mengangkut muatan berat, DD52 juga digunakan untuk menggerakkan kereta penumpang.

Di akhir masa dinasnya, Lokomotif DD52 melayani rute kereta api lokal Bandung-Cibatu. Lokomotif DD52 tersebar di beberapa Depo Lokomotif, termasuk di Tasikmalaya, Purwakarta, dan Cibatu. Namun, karier panjangnya berakhir pada tahun 1974 ketika angkutan barang di jalur Tasikmalaya-Cicalengka mengalami penurunan signifikan.

Sebagai bentuk penghormatan dan upaya memamerkan warisan bersejarah ini, miniatur Lokomotif DD52 akan dipamerkan di beberapa stasiun setiap bulan hingga akhir tahun 2023. Pada bulan Agustus, miniaturnya akan berada di Stasiun Surabaya Gubeng, September di Stasiun Yogyakarta, Oktober di Stasiun Purwokerto, November di Stasiun Bandung, dan Desember di Stasiun Garut. Dengan ini, warisan bersejarah ini akan tetap hidup dalam ingatan masyarakat Indonesia.***

Editor: Dyah Sugesti Weningtyas

Tags

Terkini

Terpopuler