PORTAL PURWOKERTO - Sebanyak lima rumah rusak dan 15 rumah lainnya terancam pergerakan tanah di Dusun Semaya Desa Sunyalangu Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas Jawa Tengah..
Dua dari lima rumah yang rusak kondisinya paling parah. Meski demikian pemilik rumah masih bertahan di rumah yang kondisinya sebenarnya sudah tidak laik huni.
Tanah bergerak dirasakan sejak satu bulan, dan sampai saat ini masih berlangsung.
Dua rumah yang rusak parah diantaranya milik Sutinah dan Casan Efendi. Keluarga tersebut tetap bertahan pada rumah yang sudah tidak layak huni karena kondisi kerusakan rumah membahayakan penghuninya.
Baca Juga: Asik, Bikin dan Perpanjangan SIM Bisa Gratis, Jika Kamu Masuk 7 Kelompok Ini, Simak Penjelasannya
Casan Effendi mengatakan sebagian rumah, terutama bagian belakang selain retak-retak.
Di Rumahnya juga muncul lubang dengan lebar sekitar 2 meter, kedalaman 3 meter dan panjang 10 meter dibawah lantai ruang tamu
“Sejak dirasajan adanya tanah bergerak muncul lubang besar, tanah di bawah lantai ruang tamu hingga kamar mandi bolong, berongga,”kata Casan.
Casan warga RT 6 RW 6 Dusun Semaya, mengaku takut berjalan di lantai ruang tamu“Takutnya lantainya tiba tiba jeblos, karena tidak kuat menahan berat badan,” tambahnya.
Baca Juga: Denda Rp5 Juta Menanti Warga Jakarta yang Menolak Vaksinasi Covid-19, Padahal Memenuhi Kriteria
Retakan juga muncul lantai dan dinding, jika hujan deras kondisi rumah Casan sangat membahayakan,
Namun karena tidak ada rumah lainya, sehingga dia bersama istri dan dua anaknya tetap bertahan tinggal di rumah. Meski selalu dibayangi kecemasan siang dan malam.
“Masih bertahan di rumah tapi ya takut juga. Apalagi kalau hujan yang was- was, kalau malam tidur juga was- was, tidak bisa tidur. Mau ngungsi juga bingung mau ke mana,” tambahnya.
Baca Juga: Sinopsis Radha Krishna Selasa 5 Januari 2021, Krishna Melawan Pralambasur yang Berubah jadi Iblis
Kerusakan yang sama terjadi di rumah milik Sutinah, karena tanah bergerak menyebabkan bagian belakang sudah amblas dan retak- retak. Karena membahayakan keselamatan penghuni Sutinah membongkar sebagian rumah yang rusak tersebut.
Kerusakan semakin parah sejak Januari 2021. Terutama saat banjir melanda Sungai Logawa, yang berada di bawah pemukiman Dusun Semaya.
Menurutnya tinggal satu ruangan yang masih bisa ditempati, tiga ruangan lainnya ada yang sudah amblas dan retak retak.
“Tidak pernah tentram, was was terus takut ambruk, tidak bisa tidur dan tidak bisa makan, takutnya tiba bruk, ambruk,” kata Sutinah.
Baca Juga: Punya Istri Wanita Karir? Ini Dukungan yang Bisa Suami Berikan Agar Rumah Tangga Tetap Harmonis
Pergerakan tanah ini juga mengancam sekitar 15 rumah lainya, berada di RT 6 RW 6 Dusun Semaya. Warga meminta agar Pemerintah segera melakukan penanganan pergerakan tanah segera ditangani.
Terutama pembangunan talud di samping Sungai Logawa, yang longsor akibat banjir pada pertengahan November 2020.
Baca Juga: Cair, Program PKH Kemensos, Waktunya Pas Saat Harga Kebutuhan Naik
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas Titik Puji Astuti mengatakan, penanganan tanah bergerak beda dengan banjir.
“Tidak bisa langsung ditangani sebab harus menunggu gerakan tanah mereda. Menunggu musim hujan, sebab gerakan tanah muncul pada saat musim penghujan. Musim kemarau relatif stabil,” tambahnya. ***