PORTAL PURWOKERTO - Tanpa penerapan pemberlakuan sosial berskala besar (PSBB) Jawa Bali jasa angkutan umum di Kabupaten Banyumas sudah kempas kempis. Masyarakat sudah enggan naik bus yang dikelola swasta karena takut tertular Covid.
Angkutan bus di Banyumas sudah mati suri. Covid makin memperburuk kondisi bisnis angkutan umum yang dikelola swasta.
Aturan pembatasan 50 persen penumpang dari kapasitas jumlah penumpang selama PSBB juga tidak berpengaruh, penumpang sudah enggan sendiri, tingkat keterisian hanya 10 %.
Baca Juga: Menyamar Jadi Gelandangan, Seorang Ibu Berhasil Tangkap Pembunuh Anaknya bersama Polisi
Kandar pengusaha angkutan menyebut dari tahun ke tahun jasa angkutan umum perkotaan dan antar kota juga menurun. “Kemudian datang covid angkutan umum perkotaan dan bus sudah ditinggalkan masyarakat,” kata Kandar pengusaha angkutan kota dan bus kota Purwokerto Minggu 17 Januari 2021.
Masyarakat sudah takut untuk menggunakan kendaraan umum. Khususnya angkutan umum kelas menengah ke bawah seperti bus dan angkot.
Pilihan masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi mobil atau motor semakin tinggi karena takut tertular Covid -19."Usaha angkutan umum sudah mati suri kempas kempis apalagi saat ini ada bus umum bebas hambatan BRT Tran Banyumas," jelasnya.
Baca Juga: Tiga Shio Ini Bakal Beruntung Hingga Mendapat Bonus di Tahun 2021, Apa Termasuk Shio Kamu?
Sopir bus antar kota dalam provinsi Saleh mengaku selama PSBB aturan pembatasan penumpang 50 % dari kapasitas kenyataan tingkat keterisian rata rata harian hanya tinggal 10% ”Bahkan kadang kosong seringnya hanya mengantar 2 sampai 3 penumpang,” jelasnya.
Kondisi angkutan kota tak kalah memprihatinkan, ngedrop sampai 90 %.
Sehingga kendaraan umum yang lalu lalang di terminal bus Bulupitu Purwokerto merupakan terminal penumpang tipe A yang notabene adalah terminal induk terbesar di kawasan Kabupaten Banyumas Raya, senyap.
Baca Juga: Anggota Lanud Jenderal Besar Soedirman Purbalingga Lakukan Rapid Antigen, Ternyata Begini Hasilnya
Terminal megah yang baru selesai direhab dengan anggaran Rp 2 miliar lebih tersebut lengan. Tak ada lalu lalang bus keluar masuk maupun penumpang yang turun dan naik.
Salah seorang petugas tiket PO Sinar Jaya, Sani mengaku penurunan semakin drastis sejak covid ditambah dengan pemberlakukan PSBB. Jasa angkutan sudah kempas kempis apalagi saat PSBB
“Selama tiga hari terakhir penumpang yang beli tiket kurang dari 10 orang bahkan sering hanya 5 orang,”jelasnya.
Meski keterisian penumpang hanya 10 persen. PO Sinar Jaya konsisten tetap menyediakan armada sesuai jadwal pemberangkatan pagi siang dan sore.
Baca Juga: Liburan ke Dieng? Wajib Rapid Antigen di Wonosobo, Berikut ini Daftar Klinik yang Melayani
Sementara Koordinator Terminal Bulupitu Purwokerto, Antonius Bayu Setiawan Dwi Putranto, mengatakan, protokol kesehatan tetap diterapkan secara ketat selama PSBB kepada penumpang. Sedang bukti surat bebas covid-19 sementara ini belum diterapkan meski ada PSBB***